Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan mengingatkan agar masyarakat segera menghubungi dokter jika mengalami maag yang berkepanjangaan saat berpuasa di Bulan Ramadan.
"Menurut penelitian, orang yang mengalami maag di bulan puasa maksimal hanya satu minggu. Lebih dari itu periksakan ke dokter," kata dr Maulana Suryamin S.PD-KGEH dalam seminar menyambut Ramadhan di RSUP Persahabatan, Jakarta, Kamis.
Maulana menjelaskan rasa nyeri maag yang dirasakan saat awal-awal berpuasa merupakan adaptasi tubuh, terutama lambung, dari pengubahan jadwal makan.
Advertisement
Dia menjelaskan bahwa apabila lambung tidak diisi makanan dalam waktu 6-8 jam akan memicu berbagai gejala seperti kembung, pedih, nyeri dikarenakan asam lambung yang meningkat dan ditambah udara yang masuk dari mulut.
Sedangkan saat berpuasa lambung seseorang akan kosong selama 13-14 jam dalam sehari yang bisa menimbulkan berbagai gejala tersebut.
Rasa perih, mual, kembung karena maag di awal puasa dikarenakan adaptasi tubuh yang paling lama membutuhkan waktu tujuh hari.
"Kalau adaptasinya bagus, ada yang dua hari juga sudah enak lambungnya. Ada tiga hari, empat hari, tapi paling lama seminggu," kata Maulana.
Jika maag tidak hilang lebih dari seminggu di bulan puasa, lanjut dia, diperkirakan karena ada kelainan atau luka dalam lambung tersebut.
Terlebih apabila dalam kurun waktu tersebut sakit maag malah terasa tambah parah dan tidak berkurang. Maulana menyarankan untuk tidak berpuasa dan lebih baik mengobati penyakit lebih dulu.
Sedangkan apabila penderita maag hanya merasa mual atau nyeri ringan, puasa tetap bisa dilanjutkan.