Liputan6.com, Jakarta Banyak orang menganggap konsumsi pil kontrasepsi akan menyebabkan gemuk atau menaikkan berat badan. Namun, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) Boy Abidin menyatakan, ini tidak benar. Anggapan itu hanya mitos.
Boy mengatakan banyak perempuan Indonesia yang takut menggunakan pil kontrasepsi karena khawatir menaiknya berat badan, sulit hamil, dan kanker.
Penelitian sebenarnya telah mengungkap, konsumsi pil kontrasepsi tidak menyebabkan efek negatif terhadap kesuburan dan kenaikan berat badan. "Penambahan berat badan bukan karena pemakaian pil kontrasepsi, melainkan faktor usia, pola diet, dan aktivitas fisik," kata Boy.
Advertisement
Dia juga menambahkan konsumsi pil kontrasepsi malah menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrial.
Data penelitian menunjukkan, risiko kanker menurun pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi untuk jangka waktu panjang. Selain itu penelitian juga menunjukkan adanya penurunan risiko kanker endometrial sebesar 50 persen pada perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi.
Pil kontrasepsi kombinasi memiliki kandungan estrogen dan progestin. Kombinasi hormon yang pas memberikan efek kontrasepsi dan mempertahankan siklus menstruasi yang teratur.
Namun berbagai merek pil kontrasepsi kombinasi yang beredar di pasaran tersedia dengan berbagai jenis progestin. Progestin tertentu memberikan efek non-kontrasepsi seperti melawan efek estrogen yang menyebabkan retensi air dan gejala terkait. Efek non kontrasepsi lainnya termasuk pengobatan gejala emosional dan fisik premenstrual dysphoric disorder (PMDD), yakni bentuk paling parah dari sindrom pramenstruasi (PMS).
Pil kontrasepsi kombinasi, menurut Boy merupakan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan untuk menghindari kehamilan. Namun dia menekankan pada pentingnya penggunaan secara konsisten dengan jadwal yang tetap dan benar.
Pil menempati urutan ketiga sebagai metode kontrasepsi paling umum di dunia saat ini dengan distribusi geografis terluas dibanding kontrasepsi lainnya.
Di Asia sebanyak 6,4 persen perempuan menggunakan pil kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, di mana pengguna di Indonesia sebesar 13,6 persen. Sementara penggunaan pil tertinggi untuk wilayah Asia Tenggara ditempati oleh Thailand dengan tingkat pemakaian 35 persen.