Sukses

Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Mendekati Orangtua Tunggal

Anda yang lajang sedang mendekati janda atau duda sudah memiliki anak? Ada baiknya menanyakan lima pertanyaan berikut ke diri sendiri.

Liputan6.com, New York- Rasa tertarik terhadap seseorang tidak kenal status baik dia masih lajang, duda, janda atau pun orangtua tunggal. Namun bagi Anda, lajang yang hendak mendekati pria atau wanita yang sudah memiliki anak baiknya tanyakan kepada diri sendiri sudah siap atau belum.

Psikolog Ruwa Sabbagh meminta Anda yang hendak mendekati orangtua tunggal menanyakan lima pertanyaan ini kepada diri sendiri, dilansir laman Canadian Living, Selasa (7/6/2016).

1. Apakah ia memiliki batasan yang baik dengan mantan pasangannya?
Saat seseorang bercerai, kehadiran anak tetap membuat hubungan dengan mantan suami/istri tetap ada. Coba cari tahu apakah hubungan yang terbina di antara mereka hanya sekadar sebagai orangtua dari buah hati atau lebih dari itu.

Anda dapat mengetahui kedekatan ia dengan mantan dengan menanyakan:
- Seberapa sering ia bertemu dengan mantan suami/istri?
- Apa yang dilakukan saat bersama?
- Hal lain apa yang dibicarakan selain anak?

Dengan mengetahui hal ini, Anda jadi tahu apakah masih ada peluang masuk dalam kehidupan orang tersebut.

2. Bisakah mentolerir kehadiran mantan pasangannya dalam hubungan Anda?
Perlu diketahui bahwa orang yang akan Anda dekati selalu menjalin hubungan dengan mantan pasangannya terkait dengan membesarkan anak. Komunikasi di antara mereka pun relatif rutin, bisa harian, mingguan, atau bulanan.

"Hal ini tidak mudah. Tanyakan pada diri sendiri, benarkah hal ini yang diinginkan dan mampukah Anda menghadapinya?" kata Sabbagh.

2 dari 2 halaman

Siapkah tak jadi prioritas?

3. Siapkah untuk jadi prioritas kedua?
Seseorang yang Anda sukai telah menjadi ayah atau ibu tunggal, sehingga perhatian utamanya diprioritaskan pada buah hati. Sehingga jika pun Anda menjalin hubungan dengannya bersiaplah untuk tidak jadi prioritas utamanya.

"Anaknya akan selalu jadi fokus utama. Ia akan lebih mengutamakan kebutuhan anak-anaknya. Akhir pekannya akan dihabiskan untuk menemani anaknya bermain sepak bola atau les ini dan itu," tutur Sabbagh.

Siapkah Anda menghadapi hal tersebut?

4. Bisakah menjadi orangtua tanpa berniat menggantikan posisi orangtua asli?
Berpikirlah jauh ke depan--bila akhirnya Anda dengannya--siapkah untuk menjadi orangtua tanpa berniat menggantikan posisi ayah atau ibu aslinya? Secara psikologis bila ada keinginan seseorang menggantikan sosok orangtua asli maka tidak menyehatkan bagi mental anak.

5. Apakah Anda suka cara ia mengasuh anak?
Menyukai orang yang sudah memiliki anak memang memaksa Anda untuk berpikir beberapa tahap lebih maju. Salah satunya memerhatikan caranya mengasuh anak. Jika Anda memiliki cara pengasuhan anak yang berbeda dengannya, itu bisa jadi tanda merah bila hubungan tersebut benar-benar terjadi.

Â