Sukses

5 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak

Ada kesalahan umum yang kerap dilakukan orangtua kepada buah hatinya.

Liputan6.com, Jakarta Ada kesalahan orangtua yang kerap diajarkan kepada buah hatinya. Memang kadang wajar mengingat tidak semua anak mudah diatur atau penurut. Namun jangan pula terbawa emosi sehingga mendidik anak dengan cara yang salah.

Seperti disampaikan Psikolog Anak Chitra Annisya, M.Psi, sejumlah kesalahan orangtua menyebabkan anak mengalami kecemasan berlebihan hingga kurangnya rasa percaya dirinya. Berikut penuturannya:

1. Menakut-nakuti secara berlebihan

Alih-alih ingin membuat anak tidak rewel, banyak orangtua yang menakut-nakuti anak secara berlebihan. Chitra menyontohkan, misalnya kalau tidak makan sayur nanti ada hantu, dan sebagainya. Bukannya mau makan sayur, anak akan mengalami kecemasan berlebihan pada hal tidak jelas.

2. Mengancam anak

Ini juga salah satu kesalahan orangtua yang membuat anak menjadi trauma--bahkan tidak mau sama sekali. 

3. Tidak konsisten

Alangkah mudahnya jika meminta anak melakukan sesuatu secara terus menerus setiap hari. Namun orangtua kadang tidak konsisten. Seperti misalnya saat orangtua meminta anaknya lari pagi. Awalnya berat tapi bila dilakukan konsisten dan menyenangkan pasti anak suka melakukannya tanpa paksaan.

4. Mudah menyerah

Ketika anak belajar makan misalnya, pasti ada proses saat dia menyukainya atau tidak. Sayangnya, orangtua mudah menyerah. Padahal, ketika anak tidak suka olahraga outdoor misalnya, mereka bisa memberikan alternatif olahraga lain.

5. Memberikan gawai sebagai reward

Ini yang banyak terjadi pada orangtua di zaman modern. Mereka mengimingi anak agar berprestasi dengan pemberian reward. 

"Biar cepat, biasanya orangtua memberikan anak gawai agar mau makan, atau menonton TV saat makan. Ini merepotkan. Akibatnya, orangtua dikontrol gawai. Anak jadi tidak mau makan kalau tidak ada gawai atau TV," kata Chitra.

6. Menjanjikan reward, namun tidak diberikan

Satu lagi kesalahan orangtua, menjanjikan reward tapi tidak bisa memberikannya. "Oke, kalau ade mau olahraga, nanti kita nonton bioskop ya--dan sebagainya. Ketika iming-iming ini tidak diberikan, anak bisa kecewa dan bila ini sering dilakukan, anak tidak akan percaya lagi dengan orangtua dan tidak patuh di kemudian hari."