Liputan6.com, Jakarta - Gaya hidup  dan pola makan manusia zaman kini memicu timbulnya banyak penyakit. Padahal dalam ajaran Islam sudah diajarkan kebiasaan makan sehat yang pernah dijalani Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Hal itu sudah terbukti, di masa Rasulullah, ada seorang tabib Mesir yang ditugaskan ke Madinah harus rela kembali ke Mesir setelah delapan bulan di sana. Bukan lantaran tak betah, tetapi tak ada satu orang pun yang datang berobat ke tempat praktiknya.
Sebelum pulang, ia pun sempat menanyakan rahasia umatnya yang selalu sehat. "Kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar, dan berhenti sebelum kenyang," jawab Nabi Muhammad SAW, dikutip laman Teknoislam.com, ditulis Kamis (16/6/2016).
Advertisement
Dalam hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Rasulullah bersabda, "Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)."
Penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa diet ala Rasulullah dapat memperpanjang umur seseorang, atau disebut juga diet rendah kalori.
Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara).
Dan salah satu pembuktian hadist yang menyebutkan 'Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya', dalam suatu penelitian UCLA (University California of Los Angeles) pada 2005 tikus yang mendapat makanan dalam jumlah kalori yang cukup ternyata hidup lebih panjang, dibanding tikus yang mendapat makanan dengan porsi dan kalori biasa.
Sedangkan bagian lain dari hadist yang mengatakan 'Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara, pada 2006 lalu, Christian Leuwenburgh dari Institute of Aging University Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak delapan persen saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan.
Sementara Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekul menjelaskan makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih berkonsentrasi memperbaiki diri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar dari tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel baru dan sehat berlangsung lebih optimal. Jika porsi makan lebih banyak dari biasanya, tubuh akan sibuk melakukan katabolisme (mengurai makanan dalam tubuh) sehingga tidak sempat memperbaiki diri.
Hal itulah yang memicu berbagai penyakit yang datang seperti darah tinggi, kolesterol, juga memperpendek umur. Salah satu ilmuwan UCLA meneliti kalau mengikuti diet ala Rasulullah, manusia tidak memerlukan lagi suplemen seumur hidup.
Â
Â
Â
Â