Sukses

Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II Segera Layani Warga Maluku

Hingga saat ini, di beberapa daerah terpencil di Indonesia masih kekurangan pelayanan kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, di beberapa daerah terpencil di Indonesia masih kekurangan tenaga dan fasilitas kesehatan. Tim doctorSHARE menyebut, ada 17 ribu pulau yang memerlukan ekstra pemerataan sarana dan prasarana. Ambil contoh misalnya di wilayah Papua, dan Maluku. Di tempat ini, satu dokter menangani 4 ribu pasien. Jumlah tersebut sangat berbeda dengan di Jakarta, di mana satu dokter hanya menangani 350 pasien saja. Belum lagi, kuranganya tenaga kesehatan untuk persalinan.

Untuk itu, doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) bersama beberapa mitra berencana mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) di beberapa kepulauan terpencil dengan nama Nusa Waluya II.

RSA Nusa Waluya II bangun fasilitas kesehatan di daerah terpencil

Bersama Pemerintah Daerah Maluku, doctorSHARE telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada 2015 lalu. Bukan tanpa alasan yayasan yang didirikan pada 19 November 2009 ini menempatkan RSA Nusa Waluya II di salah satu gugus kepulauan yang tingkat kesehatannya masih rendah.

"Diharapkan RSA Nusa Waluya II dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan setempat. Selain itu dapat berfungsi sebagai fasilitas rujukan untuk kasus-kasus yang belum dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang ada," terang dr. Debby Kurniawati Adi Saputra, Koordinator RSA Nusa Waluya II, seperti keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (16/6/2016).

Dijelaskan dr. Debby, RSA Nusa Waluya II ini dibangun selama enam bulan dengan dana mencapai 15,6 miliar. "Sampai saat ini, total pendanaan sudah terkumpul, baik berbentuk dana, maupun barang-barang (seperti obat-obatan, dan peralatan medis). Hingga kini sudah tercatat 21 persen kebutuhan terpenuhi."