Sukses

Maniak Pedas, Li Yongzhi Makan Cabai 2,5 Kg Tiap Hari

Kesukaannya makan cabai dalam jumlah banyak baru ia ketahui sekitar 10 tahun lalu.

Liputan6.com, Tiongkok Anda mengaku amat doyan pedasnya cabai? Tapi mungkin Anda tak bisa menandingi kemampuan pria asal Cina, Li Yongzhi (48) dalam mengonsumsi cabai. Dalam sehari Li mampu mengonsumsi cabai hingga 2,5 kilogram. 

Li mengungkapkan kepada media lokal ia senang makanan pedas sejak kecil. Kepada Zhenzhou Evening News, Li mengaku ia bisa makan tanpa telur maupun daging tapi ia tidak bisa makan tanpa segenggam cabai.

"Tanpa cabai, makanan jadi terasa hambar," tuturnya seperti dikutip laman Daily Mail, Sabtu (18/6/2016).

Bukan hanya untuk membuat pedas makanan yang disantap, seringkali pria asal propinsi Henan ini sebagai camilan. Biasanya ia lakukan setelah usai bekerja. Hal unik lainnya, ia menyegarkan mulut di pagi hari menggunakan cabai.

"Sebagian orang menggosok gigi di pagi hari, tapi saya hanya makan cabai untuk menyegarkan nafas," tutur Li lagi.

Untuk memenuhi kebutuhannya makan cabai, Li menanam delapan jenis cabai di pekarangan rumahnya.

2 dari 2 halaman

Awal mula Li amat menyukai cabai

Kesukaan Li makan cabai 10 tahun lalu normal, hingga suatu ketika anak sulungnya dirawat di rumah sakit. Tagihan biaya rumah sakit yang besar membuatnya tak memiliki uang. Tapi Lee tahu ia harus makan, hingga akhirnya ia menjajal makan cabai dua mangkok dan minum air. Ternyata ia baik-baik saja. Sejak saat itulah ia tahu memiliki batas pedas berbeda dibandingkan orang-orang lainnya.

Sejak saat itulah Li gemar makan cabai dalam porsi banyak. Ia pun merasa kesehatannya jadi makin baik. Li mengaku jarang sakit dan merasa amat sehat.

Li Yongzhi, dikenal sebagai Raja Cabai di kota Zhengzhou. (Shanghaiist)

"Saya tidak punya kekuatan super. Saya hanya suka makan dan bisa makan banyak. Para dokter pun mengatakan saya normal seperti orang lainnya," tutur Li.

Ya, konsumsi cabai dalam batas tertentu memang memiliki dampak positif bagi kesehatan. Sebuah studi di 2015 yang melibatkan setengah orang Tionghoa menemukan, mereka yang mengonsumsi makanan pedas enam kali seminggu memiliki risiko kematian lebih rendah 14 persen. Lalu, kandungan capasaicin dalam cabai bisa membantu memberikan efek antiinflamasi.

Namun, bagaimanapun mengonsumsi cabai berlebih akan meninggalkan sensasi mulut terbakar. Lalu pada beberapa orang, capsaicin bisa membuat darah menjadi terlalu encer dan membahayakan pasien pasca-operasi, seperti diungkap asisten profesor dari departemen of psikiatri dan gastroenterologi University of Pittsburgh, Amerika Serikat, Gregory Thorkelson.