Liputan6.com, Jakarta Profesor hukum Stanford dan bioetika, Hank Greely dalam bukunya yang berjudul "The End Of Sex and the Future of Human Reproduction", memprediksi bahwa di masa depan kebanyakan orang di negara maju tidak akan berhubungan seks untuk membuat bayi. Sebaliknya mereka akan memilih untuk mengontrol genetika anak mereka dengan cara membuat embrio dalam laboratorium.
Dalam program Forum KQED seperti yang dilansir dari NPR, Minggu (19/7/2016), Greely membicarakan buku barunya, "Buku saya berpendapat bahwa ada dua inovasi berbeda biomedis yang datang dari arah yang berbeda dan tidak benar-benar didorong oleh reproduksi manusia yang digabungkan secara alami. Salah satunya adalah sekuensing genom dan lainnya adalah PGD (preimplantation genetic diagnosis) yang menyingkirkan panen telur."
Ia berpikir bahwa sel dapat diambil dari semua orang, dan diubah ke dalam tipe sel apapun. Vitro fertilization atau program reproduksi buatan yang menggabungkan sperma, dan sel telur dalam laboratorium. Hal ini akan menjadi mudah, murah, dan tidak berbahaya.
Advertisement
"Saya pikir kita akan melihat peningkatan dan penggunaan luas dari seleksi embrio kira-kira dalam waktu 20-40 tahun ke depan. Sepertinya kita akan melihat dunia di mana kebanyakan bayi yang dilahirkan dan memiliki kesehatan yang baik secara keseluruhan akan dibuat dalam laboratorium. Orang-orang akan membuat banyak embrio dan bisa memilih embrio seperti yang mereka inginkan," tulisnya.
Ditambahkan Greely, bahwa hal ini bukan merupakan akhir dari seks. Menurutnya masih akan ada orang-orang yang hamil dengan cara yang lama, baik untuk alasan agama, filosofis, atau terkadang untuk alasan romantis, serta kehamilan pada remaja sebelum waktunya.