Liputan6.com, Jakarta Untuk menekan jumlah korban kecelakaan saat mudik, Indonesia Healthcare Forum (Indo HCF) bekerja sama dengan IKKESINDO (Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia) dan PKGDI (Perhimpunan Kedokteran Gawat Darurat Indonesia) mengadakan pelatihan gawat darurat.
Tiga wilayah di jalur pantura dipilih sebagai pilot project yaitu Cirebon, Kendal, dan Tuban. Pelatihan diberikan mulai akhir Mei hingga awal Juni 2016, baik bagi tenaga medis yaitu para dokter dan perawat maupun bagi awam, seperti petugas polantas, pemadam kebakaran, serta jurnalis.
Kegiatan ini melibatkan pula Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat, khususnya Dinas Kesehatan.
Advertisement
Ketua Komite Indo HCF Rufi I. Susanto mengatakan, tiga daerah ini diharapkan dapat memicu minat dari wilayah-wilayah di sekitarnya untuk ikut serta menerapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) guna menurunkan tingkat kematian kecelakaan lalu lintas di sepanjang jalur Pantura.
"Ketiga kota akan terus dipantau pengembangan sistem SPGDT-nya dan evaluasi dilakukan setiap tiga bulan," katanya.
Jalur Pantura dari Jakarta hingga Surabaya memang mendapat perhatian khusus karena merupakan arus lalu lintas mudik utama di Pulau jawa. Meskipun terjadi penurunan angka kecelakaan serta korban luka atau meninggal dunia, namun jumlah kecelakaan di sepanjang jalur ini masih terbilang tinggi.
Sebenarnya tiap daerah, terutama yang menjadi titik-titik jalur mudik, dapat lebih
mendukung upaya menekan jumlah tersebut melalui sistem penanganan kegawat daruratan yang tepat. Tetapi, menurut catatan Kementerian Kesehatan, mayoritas daerah tampaknya belum peduli dengan penanganan kegawat daruratan.
Hal ini terbukti karena hingga bulan Februari 2016 baru ada sekitar 7,4 persen kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang memiliki fasilitas kegawat daruratan.
Public Safety Centre (PSC) merupakan bagian dari jejaring National Command Center (NCC) berupa pemberian layanan 24 jam untuk memudahkan kasus layanan kegawat daruratan dan mempercepat respon cepat penanganan korban.
Keduanya merupakan bagian dari Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dengan call centre di nomor 119.
Ketua Umum IKKESINDO, DR. dr. Supriyantoro, Sp.P., MARS., mengatakan, pelatihan akan membantu pembentukan Public Safety Center demi kelancaran komunikasi permintaan bantuan korban kecelakaan.
"Semoga dengan adanya sistem ini kedepannya dapat diterapkan konsep Ambulance for All, di mana ambulans dari seluruh instansi kesehatan di kota-kota tersebut dapat diberdayakan sebagai satu kesatuan sumber daya ambulans dan tidak terkotak-kotak sesuai kepemilikannya," katanya, melalui siaran pers, Senin (27/6/2016).
Â
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
http://ramadhan.liputan6.com/?utm_source=Direct&utm_medium=ContentPromotion&utm_campaign=Ramadan_Festival