Sukses

Kemensos Siapkan 3 Panti Psikotik bagi Pencari Kerja yang Depresi

Kemensos telah menyiapkan tiga panti psikotik di Jakarta dengan kapasitas tampung sebanyak 1000 klien bagi pencari kerja yang depresi

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tidak semua warga yang mengadu nasib ke kota-kota besar, misalnya Jakarta berhasil mendapatkan pekerjaaan yang diinginkan. Hal ini tak urung membuat mereka mengalami depresi.

“Mereka yang berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan tentu saja bahagia. Namun, bagi mereka yang tidak mendapatkannya dan tidak siap bisa depresi,” ujar Mensos di SMA Khadijah, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/7/2016).

Bagi mereka yang mengalami depresi, kata Mensos, Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyiapkan tiga panti psikotik yang berada di Jakarta dengan kapasitas tampung sebanyak 1000 klien, seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Health-Liputan6.com, Minggu (17/7/2016).

“Bagi warga yang tidak mendapatkan kerja yang diinginkan tak sedikit mengalami depresi, maka disiapkan tiga panti psikotik di Jakarta dengan kapasitas 1000 klien,” ucapnya.

Banyaknya warga mengadu nasib ke kota-kota besar di Indonesia, itu pilihan yang dijamin konstitusi. Namun, mesti membekali diri dengan berbagai keterampilan agar individu bisa bersaing di tengah ketatnya lapangan kerja.

Bagi warga yang belum memiliki keterampilan, maka mereka bisa dilatih di daerah asal yang melibatkan pemerintah daerah (pemda) setempat, seperti pelatihan kejuruan (vocational training) dan kursus singkat (short course).

Saat ini, sudah banyak desa-desa yang mengembangkan sentra-sentra ekonomi produktif yang didukung dengan anggaran dari pemerintah pusat per desa Rp 1,2 miliar hingga Rp 2 miliar untuk seluruh desa di Indonesia.

“Bantuan untuk setiap desa Rp 1,2 – 2 miliar bisa membangun sentra-sentra ekonomi produktif dan warga tidak perlu pergi ke kota-kota besar karena di desa sendiri ada usaha yang menjanjikan buat masa depan,” tegasnya.

Dalam pelaksanaan di lapangan, pengelolaan dan penggunaan anggaran desa bisa disinergikan dengan perguruan tinggi setempat agar mendapatkan pendampingan dan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Salah satunya dengan memaksimalkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang pada pelaksanaannya bisa dilakukan hingga tiga kali setahun.