Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru dari University of Washington menjelaskan memainkan musik dapat membantu perkembangan otak bayi. Para peneliti di UW Institute for Learning and Brain Sciences (I-LABS), percaya bahwa sesi bermain musik dapat membantu bayi belajar untuk memproses irama baik dalam musik maupun pidato.
Para peneliti mempelajari bagaimana belajar irama musik akan mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk mengenali perbedaan irama dalam pidato, dilansir laman Empowher, Kamis (21/7/2016).
Baca Juga
Resolusi Paul McCartney Eks The Beatles di Tahun Baru 2025: Rampungkan Album Baru
Pengalaman Lucu Eks Personel Alv Band Diajak Nugie Main Serial TV, Adegan Dialog Dihapus Gara-Gara Aktingnya Dinilai Berantakan
Alex James Basis Blur Kini Bertani, Khawatir Rencana Pajak Baru untuk Petani Pengaruhi Mental 5 Anaknya
"Bayi mengalami dunia yang kompleks di mana suara, lampu, dan sensasi terus bervariasi," kata penulis studi Patricia Kuhl, asisten direktur I-LABS.
Advertisement
"Pekerjaan bayi adalah untuk mengenali pola aktivitas dan memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Persepsi pola merupakan keterampilan kognitif yang penting, dan meningkatkan kemampuan awal yang memiliki efek jangka panjang," terangnya.
Penelitian I-LABS mengambil 39 bayi, berumur sembilan bulan. Semua bayi dan orangtua berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan selama sebulan dari 12 sesi permainann yang masing-masing dilakukan selama 15 menit.
Sebanyak 20 bayi ditugaskan untuk bermain musik. Dalam setiap sesi bermain, peneliti membimbing orangtua untuk membantu bayi mereka mengetukkan tempo dalam waktu dengan rekaman dari lagu anak-anak. Peneliti memilih lagu dengan beat yang juga dikelompokkan, salah satunya musik waltz yang dipercaya sulit untuk dipelajari.
Sisanya, 19 bayi dan orangtua mereka berpartisipasi dalam sesi permainan yang diperlukan gerakan terkoordinasi, tetapi tidak termasuk musik.
"Dalam kedua kelompok itu, kami memberi bayi pengalaman sosial. Diperlukan keterlibatan aktif mereka, termasuk gerak tubuh-ini semua karakteristik yang kita tahu membantu orang belajar," ujar Christina Zhao, seorang peneliti postdoctoral di I-LABS.