Liputan6.com, Jakarta Melihat anak ceria bermain merupakan salah satu kebahagiaan orangtua. Untuk itu, orangtua berusaha memfasilitasi anak dengan berbagai ragam permainan. Tidak hanya permainan yang tampak biasa, orangtua juga berusaha menyediakan mainan-mainan yang relatif mahal harganya.
Jika ditanya mengapa mereka melakukan hal itu, banyak orangtua yang beralasan bahwa mereka selama ini bekerja keras mencari uang adalah demi anak. Maka membelikan mainan dengan harga yang relatif mahal dianggap sebagai salah satu wujud tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya.
Baca Juga
Memfasilitasi anak dengan berbagai mainan memang perlu dilakukan oleh orangtua. Namun demikian, mainan yang disediakan untuk anak sebenarnya tidaklah harus selalu mainan yang mahal. Bagi mereka yang memiliki kemampuan ekonomi yang baik, menyediakan mainan mahal pada anak bukanlah masalah. Akan tetapi, bagi orangtua yang mungkin memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, hal ini seringkali tidaklah mudah.
Advertisement
Hal penting yang sebenarnya perlu diketahui adalah bahwa semakin mahalnya mainan tidaklah otomatis membuat anak menjadi semakin ceria atau semakin mampu mengoptimalkan berbagai potensi dirinya.
Ada berbagai mainan yang harganya relatif terjangkau yang memiliki fungsi yang tidak  kalah dari mainan yang mahal harganya. Bahkan seringkali mainan-mainan tersebut tidak harus dibeli.
Berbagai benda di sekitar kita dapat berfungsi menjadi mainan yang mengasyikkan bagi anak. Daun, pohon, air, batu, bahkan berbagai barang bekas merupakan contoh-contoh barang dapat yang digunakan anak untuk bermain.
Â
Anak bermain dengan imajinasi
Mengapa barang-barang sederhana bahkan yang seringkali sudah tidak dipakai lagi dapat menjadi permainan yang mengasyikan bagi anak? jawabannya adalah adanya imaginasi. Bagi anak, dunia di sekitarnya adalah dunia yang menarik untuk dijelajahi. Dalam penjelajahannya, anak memiliki sebuah perlengkapan yang sangat handal yakni imaginasi.
Jika bagi kebanyakan orang dewasa, kualitas dan kompleksitas suatu barang, yang tentunya akan berbanding lurus dengan harganya, akan mempengaruhi bagaimana manfaat barang tersebut, bagi anak barang yang tampak sederhana bisa menjadi sangat menarik saat dibungkus dengan imaginasinya.
Sandal bekas yang bagi banyak orang dewasa tidak lagi berfungsi, bagi anak dengan imaginasinya bisa berubah menjadi sebuah kapal perang tempat mendaratnya berbagai pesawat tempur yang siap mengamankan lautan. Daun-daun kering yang dipandang sebagai sampah, dengan imaginasi anak bisa disulap menjadi sayap-sayap burung yang terbentang dengan gagahnya di angkasa.
Tidak ada yang dapat membatasi imaginasi anak terhadap benda-benda di lingkungan sekitarnya. Jadi mari memanfaatkan berbagai barang di sekitar kita untuk mewarnai imaginasi anak sehingga menjadi indah dan berwarna-warni seperti pelangi.
Â
Y. Heri Widodo, M.Psi., Psikolog
Dosen Sanata Dharma dan Pemilik Taman Penitipan anak (daycare) Kerang Mutiara Yogyakarta