Liputan6.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa 91 persen kasus kekerasan pada anak terjadi dalam lingkungan rumah atau keluarga. Hal tersebut menjadi penyebab banyak anak yang memilih lari dari rumah dan hidup di jalanan.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan teraman nyatanya membawa ketakutan besar bagi anak yang hidup dengan tindak kekerasan. Kata-kata kasar, mencubit, hingga memukul menjadi salah satu bentuk kekerasan pada anak.
Baca Juga
Muhamad Ridwan, remaja berusia 17 tahun yang menjabat sebagai Ketua Forum Anak Jakarta ini, mengaku pernah hidup di jalanan dan melihat beraneka ragam masalah kekerasan yang terjadi pada teman-teman sebayanya.
Advertisement
"Lima puluh persen teman saya adalah anak jalanan--dan 25 persen dari mereka mengatakan alasan pergi ke jalanan, ya karena mendapat kekerasan di rumah," katanya.
Ketakutan dan ancaman menjadi faktor utama anak kabur dari rumah dan tinggal di jalanan, Ridwan menjelaskan.
Ketika anak hidup di jalanan, mereka merasa bebas dan tidak menyaksikan keributan antara orangtua mereka di rumah yang berimbas kepada anak. Selain itu tak sedikit juga anak yang kabur dari rumah, lantaran mendapat pola asuh yang keras.
"Banyak juga masyarakat atau orangtua yang beranggapan, 'kayaknya kalau dikerasin tuh bakal kuat'. Padahal anak ini manusia--titipan Tuhan yang seharusnya di jaga bukan diberikan kekerasan," ujarnya kepada Health-Liputan6.com dalam Kampanye Peringatan Hari Anak Nasional Wahana Visi Indonesia, di kawasan Hotel Indonesia, Minggu (24/07/2016).
Ridwan yang baru saja mendapat penghargaan sebagai Tunas Muda Pemimpin Indonesia tingkat Nasional tengah memperjuangkan hak anak di Indonesia, khususnya di Jakarta untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Remaja yang sempat putus sekolah ini berharap pemerintah dan instansi terkait perlindungan anak memberikan fasilitas khusus untuk anak-anak jalanan yang terlantar.
"Forum Anak Jakarta sangat meminta agar pemerintah memberikan fasilitas layak seperti taman untuk bermain anak atau mengembangkan rumah singgah dengan pengelolaan yang maksimal untuk mereka (anak) yang hidup di jalanan," tutupnya.