Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2016, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa mengajak pemerintah, dan masyarakat, bergandengan tangan untuk melindungi dan mewujudkan kebahagiaan anak-anak.
"Peringatan Hari Anak Nasional menjadi momentum bagi semua pihak untuk bergandengan tangan dalam mewujudkan kebahagiaan dan melindungi anak Indonesia," ujar Khofifah Indar Parawansa, seperti rilis yang terima Liputan6.com, Minggu (24/7/2016).
Baca Juga
Diakui Khofifah, ajakan membahagiakan, serta melindungi anak-anak Indonesia memang mudah diucapkan tetapi perlu ikhtiar yang serius serta kerja keras untuk mewujudkannya. "Memang tidak mudah untuk menjalaninya," lanjutnya.
Advertisement
Orangtua harus memberikan perhatian terhadap anak dengan nilai-nilai keagamaan. Sejak usia 0-7 tahun adalah masa laibuhum yaitu pengenalan bangsa, dan agama melalui metode bermain.
Sedangkan usia 7-10 tahun adalah masa addibuhum, yaitu berikan tuntunan terkait sopan santun serta etika. Untuk anak 10 tahun ke atas masa rafiquhum, yaitu pendampingan sebab anak mengalami lompatan pemikiran.
"Setiap anak adalah unik dan memiliki dunianya sendiri. Jadi, para orangtua tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak mereka," tambah Khofifah.
Sayangnya, Khofifah Indar Parawansa melihat saat ini masih banyak orangtua kesulitan mengajarkan sopan santun, dan mengarahkan anak-anak mereka untuk bisa mengambil keputusan sendiri. "Di sini peran pemerintah, masyarakat, serta private public sector turut menentukan untuk bisa menghadirkan suasana saling melindungi, dan bukan sebaliknya saling menyakiti terhadap pihak lainnya."
Khofifah Indar Parawansa menghimbau di perayaan Hari Anak Nasional yang bertemakan 'Akhiri Kekerasan Terhadap Anak' menjadi tugas bersama untuk melindungi anak-anak Indonesia dari kekerasan baik fisik, rohani, dan psikologis.
"Melalui Peringatan Hari Anak Nasional, anak-anak Indonesia bisa menggapai cita-cita dan masa depannya dengan penuh bahagia dan terbebas dari segala tindak kekerasan, baik fisik, rohani maupun psikologinya," harapnya.