Liputan6.com, Jakarta Dalam tayangan film 'Sex and The City', salah satu pemerannya, Charlotte, menyebutkan kalau vaginanya depresi. Dan mungkin Anda bertanya-tanya bisakah itu terjadi?
Ternyata benar. Vagina juga memiliki perubahan suasana hati. Kadang bisa senang, kadang juga tertekan, dilansir laman Women's Health, Minggu (24/7/2016).
Dalam istilah medis, apa yang dialami Charlotte itu adalah vulvodynia. Pada dasarnya, itu adalah kondisi vagina sangat menyakitkan yang mempengaruhi 6 juta perempuan di AS setiap tahun.
Advertisement
Banyak perempuan yang tidak mengetahui kalau vagina mereka depresi, kata Tara Allmen MD, ob-gyn, dokter kandungan, dan penulis Menopause Confidential: A Doctor Reveals the Secret to Thriving Through Midlife.
Vulvodynia adalah sindrom nyeri kronis pada vagina yang datang tanpa peringatan, dan dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Ini disertai dengan gejala terbakar, menyengat, gatal, berdenyut, bengkak, dan nyeri yang sering digambarkan sangat menyakitkan, kata Allmen.
"Kebenaran yang menyedihkan adalah tidak ada yang mengetahui penyebab vulvodynia. Sampai saat ini dokter bahkan tidak mengenalinya sebagai sindrom nyeri yang nyata," ujar Sherry Ross MD, ob-gyn, ahli kesehatan perempuan di Santa Monica, California.
"Diagnosis sangat sulit, karena vagina dapat muncul normal setelah pemeriksaan. Biasanya kita mengelola tes dengan menempelkan kapas dan menekannya ke berbagai vagina, serta meminta pasien untuk mengevaluasi keparahan rasa sakit terkait dengan sentuhan," lanjutnya.
Meski tidak ada obat untuk vulvodynia, tapi ada perawatan. Beberapa dokter meresepkan antidepresan dosis rendah.
Penangkal depresi vagina terbaik adalah seks. "Seks mempromosikan kolagen yang sehat dan sel elastin, dan mempertahankan aliran darah ke daerah tersebut," ungkap Maria Sopchocles MD, ob-gyn, direktur medis dari Women's Healthcare di Princeton, New Jersey.