Liputan6.com, New York- Saluran televisi yang beragam, terlebih bila menggunakan televisi kabel, membuat seseorang jadi betah duduk berlama-lama menonton televisi. Tapi awas, jangan biarkan kebiasaan ini terjadi.
Studi dari Jepang memperlihatkan, terlalu lama menonton TV meningkatkan risiko kematian akibat adanya gumpalan darah di paru-paru atau pulmonary embolism. Paling tidak mereka yang menonton TV selama lima jam setiap hari berpotensi 2,5 kali meninggal lebih cepat dibandingkan mereka yang menonton televisi kurang 2,5 jam per hari.
Advertisement
Pulmonary embolism merupakan kondisi mematikan. Hal ini terjadi ketika gumpalan darah di bagian tubuh lain melewati pembuluh darah menuju paru-paru. Pada saat berada di pembuluh darah yang kecil, terperangkap sehingga bisa picu terjadinya gagal jantung.
Studi ini melibatkan 86 ribu orang dewasa yang melaporkan seberapa lama menonton televisi setiap hari. Serta indeks massa tubuh, sejarah kesehatan, merokok atau tidak, serta aktivitas fisik.
Salah satu temuan menarik ketika orang maraton menonton sebuah serial drama atau sebuah acara dengan durasi panjang. "Hal ini mencerminkan kebiasaan popular yang berkembang cepat di masyarakat," kata salah satu peneliti kesehatan publik dari Osaka University Graduate School of Medicine, Tori Shirakawa.
Gumpalan darah bisa terbentuk akibat aktivitas tidak aktif terlalu lama. Aliran darah yang lambat memungkinkan darah untuk menggumpal seperti diungkapkan Tori dalam laman Live Science, Selasa (26/7/2016).
Untungnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggumpalan darah. "Setelah satu jam atau lebih duduk, berdiri, lakukan peregangan, berjalan-jalan. Atau saat menonton televisi rilekskan otot-otot kaki selama lima menit," tutur peneliti lain Hiroyasu Iso.