Liputan6.com, Jakarta Para penerima beasiswa pendidikan Indonesia dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar acara sosial yang bertajuk "Festival Lentera Anak Indonesia" (Fantasia), di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat, Jumat (29/7/2016). Acara ini melibatkan 300 anak dan masyarakat sekitar area.
"Acara ini bagus karena para penerima beasiswa terlibat langsung dan berinteraksi dengan para siswa-siswa sekolah," kata Penanggung Jawab Persiapan Keberangkatan LPDP Mohammad Kamiluddin.
Para penerima beasiswa dari angkatan 71 ini mengundang murid-murid yang berasal dari SDN Mekarsari 6, SDN Mekarsari 7, SMP 15, dan SMP 17. Banyak kegiatan yang dilaksanakan, mulai dari lomba mewarnai, kontes foto, uji bakat, pojok psikologi, dan pemeriksaan kesehatan serta gigi gratis.
Advertisement
Angkatan 71 ini memiliki jargon utama yaitu "Cikal Nagari". "Cikal" bermakna tunas, sementara "nagari" adalah negara. Artinya, diharapkan penerima beasiswa sebagai tunas bangsa yang tersebar di seluruh penjuru dunia tapi akan kembali untuk membangun Indonesia.
Ketua Angkatan 71 Reybi Warren mengatakan alasan lain dibuatnya acara ini karena minggu lalu baru saja dirayakan Hari Anak Nasional. "Masih nuansa Hari Anak, jadi kita ingin jadi inspirasi bagi para penerus generasi bangsa," tegas Reybi.
Di angkatan ke-71 ini, terdapat 131 penerima beasiswa LPDP. Mereka tersebar ke seluruh universitas, baik di dalam maupun luar negeri.
Sebelum berangkat menempuh studi lanjutnya, para penerima beasiswa juga diberikan pengarahan dari berbagai tokoh nasional. Salah satu tokoh itu adalah Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie. Ia menyampaikan agar integritas dan pengabdian pada bangsa dijunjung tinggi.
"Integritas itu kesesuaian antara pikiran, perkataan, dan perbuatan," tegas Jimly.
Direktur Perencanaan Umum dan Pengembangan Dana Mokhamad Mahdum menuturkan LPDP terbuka bagi seluruh putra-putri Indonesia. Tahun ini akan dicari lima ribu penerima beasiswa. "Sekarang dana yang ada di kas kita Rp18 triliun, jadi jangan khawatir," Mahdum menandaskan.