Sukses

Temuan Baru, Operasi Potong Lambung Bantu Atasi Diabetes

Jumlah kasus diabetes di Asia diperkirakan meningkat 50 persen selama 20 tahun ke depan dan operasi bariatrik bisa jadi penanganan terbaik.

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita obesitas dengan komplikasi diabetes tipe-2, Serene Chng, berhasil menghilangkan bobot tubuhnya sebanyak 20 kilogram usai menjalankan operasi bariatrik alias memotong lambungnya.

Dalam Channel News Asia, Senin (1/8/2016) Chng mengatakan tindakan operasi bariatrik sangat menolong dirinya keluar dari rasa sakit.

Bedah bariatrik (bariatric surgery) merupakan operasi penurunkan berat badan pada pasien obesitas morbid (obesitas yang menyebabkan penyakit) karena metode lain seperti diet, olahraga dan pengobatan tidak efektif. Umumnya operasi ini dapat dilakukan pada pasien obesitas dan diabetes untuk memperbaiki kondisi mereka dalam jangka panjang.

Pasien yang melakukan tindakan medis ini tidak akan merasa mudah lapar dan hanya bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit setiap kali makan.

Operasi bariatrik ini dilakukan dengan cara memotong lambung dengan tujuan mengecilkan ukuran lambung sehingga pasien dapat mudah kenyang. 

"Tiga dari sepuluh pasien yang melakukan operasi ini mendapatkan keuntungan berganda setelah melakukan operasi," ujar Consultant Endocrinologist, Diabetes Centre Khoo Teck Puat Hospital, Singapura, Ester Yeoh.

Dalam sebuah penelitian, sembilan pasien diabetes yang mengambil pengobatan secara terapi umum selama sembilan bulan tidak kehilangan berat badan secara total. Sedangkan pasien yang melakukan operasi bariatrik kehilangan berat badan dan dapat menghentikan konsumsi obat diabetes.

Associate Consultant dari Department of Sugery Khoo Teck Puat Hospital,Tan Chun Hai, mengatakan, operasi bariatrik ini lebih baik dari terapi medis, bahkan di masa depan operasi ini adalah pilihan terbaik, tentu dengan pedoman dan perawatan yang lebih baik ke depannya."

Badan Kesehatan Dunai (WHO) melaporkan, penyakit diabetes saat ini menyerang satu dari 11 orang dewasa. Diperkirakan penyakit ini akan meningkat 50 persen selama 20 tahun ke depan.