Sukses

Ini Bedanya Kondom Kini dan Masa Depan

Apakah Anda tahu kondom telah digunakan selama ratusan tahun?

Liputan6.com, Arizona Apakah Anda tahu kondom telah digunakan selama ratusan tahun? Selama itu, kondom sudah mengalami perbaikan teknologi sejak 50 tahun terakhir. Setidaknya itu terjadi, sampai sekarang.

 Seorang ahli biokimia di Arizona State University Biodesign Institute, Senghxi Chen telah menemukan kondom masa depan yang lebih kuat dan lebih nyaman. Kondom ini bukan hanya 1,7 kali lebih kuat dari kondom biasa, namun juga terbuat dari bahan hidrofilik (dapat menyerap air) yang mirip kulit manusia.

"Kebanyakan kondom saat ini hidrofobik (tidak suka air). Sedangkan kondom masa depan, kami desain menggunakan tes tekanan udara dan bisa menembus air (delapan kali lebih hidrofilik)," kata Chen.

Senghxi merupakan salah satu dari segelintir ahli biokimia di seluruh dunia yang dipilih oleh Bill dan Melinda Gates Foundation untuk membuat kondom yang lebih baik. Yayasan ini berharap, kondom masa depan tak hanya meningkatkan rasa nyaman dan kesenangan, tapi juga efektif menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan, kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) dan infeksi HIV secara global.

"Kami berusaha untuk meningkatkan kesadaran orang menggunakan kondom," kata Chen, seperti dimuat laman Cbs5az, Rabu (3/8/2016).

Menurut Chen, penggunaan kondom global hanya lima persen. Sedangkan ada 2,5 juta infeksi HIV baru setiap tahunnya. Dia pun terinspirasi menambah bahan baru kondom klasik yang pernah ada dengan meniru kondisi sel manusia. 

"Saya pikir, jika kita membuat sesuatu yang benar-benar mirip dengan kulit manusia, orang tidak akan keberatan menggunakan kondom," ujarnya.

Berkat ciptaannya ini, Chen memiliki hak paten untuk kondom masa depan yang ia sebut Joys LLC. Selanjutnya, ia mengatakan akan mengumpulkan dana untuk uji klinis dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA).

"Ini adalah proses yang bisa panjang dan keras, tapi saya tetap optimis. Seharusnya tidak ada masalah. Namun persetujuan FDA butuh waktu hingga dua tahun," ujarnya.

Â