Liputan6.com, Jakarta Banyak pria mengalami mimpi buruk tentang apakah mereka bisa mempertahankan ereksi mereka saat berhubungan seks bersama pasangan. Masih banyak pria dibuat bingung dengan dua istilah Premature ejaculation (PE) dan Erectile Dysfuncsion (ED) atau Disfungsi Ereksi (DE). Ini adalah dua hal yang mestinya diperlakukan berbeda.
ED atau DE adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi, dan merupakan disfungsi kedua yang paling umum pada laki-laki setelah ejakulasi dini (PE). Sementara PE terjadi sebelum atau sesaat penetrasi. Kadang-kadang PE adalah masalah bagi pria yang memiliki masalah ereksi, seperti ED.
Baca Juga
Berikut enam hal yang perlu diketahui pria tentang gangguan fungsi ereksi (DE), seperti dikutip Medical Daily, Rabu (3/8/2016)
Advertisement
1. DE dapat terjadi pada pria dari segala usia
DE lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua karena prevalensi meningkat seiring usia, tetapi bukan berarti orang-orang muda tidak kebal. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine menemukan 85 persen pria usia 20-39 dilaporkan "selalu" atau "hampir selalu" bisa mendapatkan dan mempertahankan ereksi cukup lama untuk seks. Ini berarti 15 persen pria muda kadang-kadang mengalami kesulitan dengan ereksi mereka selama hubungan seksual. Sementara itu, 20 persen pria usia 40-59 mengatakan mereka bisa mendapatkan ereksi yang cukup baik. Dan 12 persen mengatakan mereka hanya kadang-kadang bisa, dan 2 persen mengatakan mereka tidak pernah bisa.
2. DE dapat diobati
2. DE dapat diobati dengan lebih dari sekadar pil
Biasanya, kebanyakan pria akan menghubungkan DE untuk Viagra sebagai bentuk pengobatan, tetapi ada metode lain untuk mengobati impotensi. Pompa, suntikan dan perangkat implan dapat membantu pria mencapai ereksi untuk melakukan hubungan seks. Misalnya, perangkat vakum penyempitan, juga dikenal sebagai "pompa penis", terdiri dari silinder akrilik dengan pompa yang mungkin melekat langsung ke ujung penis.
Sebuah cincin penyempitan atau band ditempatkan pada silinder di ujung, dan kemudian diterapkan pada tubuh untuk menciptakan ruang hampa untuk membantu penis menjadi tegak, sedangkan band atau penyempitan cincin membantu menjaga ereksi.
Advertisement
3. Seks teratur
3. Seks teratur dapat membantu mencegah DE
Seks teratur dapat membantu mencegah ED. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Medicine menemukan pria yang seminggu atau lebih tanpa berhubungan seks 2x lebih mungkin untuk mendapatkan ED daripada mereka yang berhubungan seks seminggu sekali.
Selain itu, frekuensi ereksi pagi meramalkan perkembangan disfungsi ereksi secara lengkap. Pria yang memiliki kurang dari satu ereksi pagi per minggu memiliki sekitar 3 kali risiko dibandingkan dengan mereka dengan 2 sampai 3 pagi ereksi per minggu.
4. DE terkait dengan kesehatan gigi
Penyakit periodontal, atau penyakit gusi kronis, telah dikaitkan dengan kejadian DE. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa pria berusia 30-an yang memiliki penyakit periodontal parah 3x lebih mungkin untuk menderita masalah ereksi. Penelitian menunjukkan penyakit periodontal mungkin berhubungan dengan penyakit pembuluh darah, penyebab umum dari DE, tetapi diduga terkait dengan peradangan.
5. Merokok dapat mempengaruhi DE
5. Merokok dapat mempengaruhi DE
Rokok tidak hanya buruk bagi kesehatan Anda, mereka juga bisa membahayakan ereksi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam BJU International menemukan setelah satu tahun berhenti, 25 persen mantan perokok dilaporkan mengalami peningkatan ereksi mereka. Merokok dapat merusak pembuluh darah, dan sebagai hasilnya, membatasi aliran darah, sehingga sulit untuk mencapai ereksi.
6. DE dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang serius
DE dapat menjadi gejala pertama dari penyakit pembuluh darah, karena ereksi terjadi ketika aliran darah ke penis. Untuk laki-laki muda, DE dapat menjadi tanda peringatan awal penyakit jantung. Obesitas juga dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dari DE pada pria yang tidak berolahraga. Pria yang kelebihan berat badan dan tidak melakukan sekitar 30 menit dari olahraga berat sehari cenderung untuk mendapatkan DE.
Advertisement