Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kecanduan Seks, Nyata atau Hanya Alasan untuk Selingkuh?

Kecanduan seks bisa membuat orang selingkuh?

Liputan6.com, Jakarta Kecanduan seks bisa membuat orang selingkuh? Sejumlah selebriti dunia mengaku tak bisa berhenti dari obsesi seks, menonton film porno hingga berselingkuh. Dan untuk "mengobatinya" para pecandu seks ini sampai menjalani terapi intensif.

Prince of Darkness" Ozzy Osbourne, mantan penyanyi Black Sabbath baru saja bergabung di "pecandu seks" Hollywood lainnya seperti Tiger Woods dan David Duchovny. Para pria tersebut menyalahkan kecanduan yang tak terkendali itu sebagai penyebab perselingkuhan. Osbourne kini sedang terapi kecanduan seksnya karena pernikahannya dengan Sharon Osbourne sedang dalam bahaya.

Kecanduan Seks Penyakit atau Hanya Alasan?

Kondisi ini memang berada di wilayah abu-abu Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders (DSM-V). Menurut American Association for Marriage and Family Therapy sebanyak 12 juta orang di Amerika Serikat (AS) menderita kecanduan seks.

Istilah "kecanduan seksual" pertama muncul dalam DSM-III pada tahun 1980, namun karena kurangnya penelitian istilah tersebut dihapus pada 1994. Dan kini DSM-V menyinggung kembali, tapi sangat ringan, di atas gangguan seksual.

Saat ini, kurangnya klasifikasi dalam gangguan mental membuatnya menjadi skeptis, dan melihatnya sebagai pintu keluar darurat untuk perselingkuhan.

"Tidak ada yang tahu tentang perilaku pribadi ini," Dr. Fran Walfish, psikoterapis Beverly Hills dan penulis, seperti dilansir MedicalDaily.

Sedangkan pihak lain meyakini kecanduan seks bukanlah sebuah gangguan nyata. Sebuah studi 2013 yang diterbitkan dalam jurnal Socioaffective Neuroscience & Psychology menemukan pecandu seks dan pecandu non-seks aktivitas otaknya cenderung bereaksi terhadap gambar erotis dengan tingkat yang sama. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah kecanduan seks benar-benar tidak ada.

Ini baru satu studi. Setiap pecandu seks memiliki perilaku adiktif yang berbeda serta konsekuensi yang berbeda. Beberapa pecandu mungkin menghabiskan seluruh waktu dan uang mereka untuk porno online atau di klub strip, sementara yang lain mungkin melakukan hubungan seks dengan orang asing yang ditemui di Internet.

Untuk mengobati perilaku ini diperlukan psikoterapi, obat-obatan, dan kelompok-kelompok swadaya. Tujuan utama adalah membantu para pecandu mengelola dorongan dan mengurangi perilaku yang berlebihan agar tetap menjaga hubungan seksual yang sehat.