Sukses

Selain Mikrosefali, Kondisi Ini Dialami Bayi yang Terinfeksi Zika

sebuah penelitian terbaru mengungkap kondisi lain yang bisa mempengaruhi bayi akibat Zika.

Liputan6.com, Jakarta Butuh banyak penelitian dan ribuan kasus yang dilaporkan hingga para ahli menyimpulkan, virus Zika menyebabkan mikrosefali (cacat pertumbuhan otak). Sekarang, sebuah penelitian terbaru mengungkap kondisi lain yang bisa mempengaruhi bayi akibat Zika.

Studi yang dipublikasikan dalam the BMJ ini mencatat, peneliti melibatkan tujuh bayi yang ibunya terinfeksi Zika saat hamil. Enam dari tujuh bayi mengembangkan kondisi microcephaly, tetapi enam diantaranya ternyata memiliki kesulitan menelan, kaki pengkor, kelainan mata dan membutuhkan pernapasan dan makan dari tabung.

Khususnya, semua bayi dilahirkan memiliki kondisi arthrogryposis, kondisi yang menyebabkan fungsi sendi terbatas pada anak-anak yang dapat mengakibatkan dislokasi atau sulitnya menggerakkan anggota badan. Seringkali, anak-anak dengan kondisi ini memiliki otot di sekitar sendi yang tipis atau lemah, atau hilang sama sekali. Sementara sebagian besar kontraktur terjadi pada lengan dan kaki, kondisi ini juga dapat mempengaruhi tulang belakang atau rahang anak.

"Selain gejala sendi, arthrogryposis biasanya menyajikan dengan berbagai masalah lain yang dapat mempengaruhi sistem saraf, ginjal, jantung dan organ lainnya. Beberapa dari mereka yang hidup kebanyakan memerlukan bantuan kursi roda seumur hidup," tulis peneliti.

Penulis penelitian mencatat, kelainan ini bisa terjadi karena efek Zika pada neuron motorik janin berkembang sehingga mengontrol kontraksi dan relaksasi otot. Penelitian ini merupakan observasional, sehingga tidak jelas apakah Zika adalah penyebab langsung dari arthrogryposis, tapi kita harus menyadari bukti bahwa kemungkinan itu.

Director of National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Dr. Anthony Fauci, berharap, studi ini bisa menjadi perhatian dokter spesialis kandungan dan bidan agar waspada terhadap Zika.