Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis bedah saraf  Eka Julianta Wahjoepramono mengungkapkan keinginannya memberikan kuliah umum kepada publik tentang stroke. Bukan dengan hal-hal konvensional, melainkan menyenangkan tapi mengena. Salah satu idenya lewat kuliah di bioskop dibantu dengan film tiga dimensi.
"Kalau publik tertarik, saya bisa membuatkan materi untuk publik. Sehingga bisa memberi kuliah di semua kabupaten yang memiliki gedung bioskop. Bayar 30 ribu rupiah misalnya, tapi kuliah," kata Profesor Eka usai acara 3D Cinema Lectures di Cinemaxx Lippo Village, Minggu (14/8/2016).
Advertisement
Bukan tanpa sebab dokter spesialis bedah saraf yang berpraktek di Rumah Sakit (RS)Â Siloam Karawaci Tangerang ini mengungkapkan keinginannya tersebut. Stroke merupakan penyakit pembuat cacat nomor satu di dunia. Belum lagi beban keluarga dan negara jadi berat akibat penyakit ini. Padahal sekitar 95 persen penyakit ini bisa dihindari.
Menurutnya, penjelasan mengenai stroke menggunakan film tiga dimensi mampu membuat penonton jadi takut. Berbeda dengan film-film biasa, film berformat tiga dimensi mampu memberikan impresi yang berbeda dan nampak seperti nyata.
"Kalau hanya dari membaca koran (tentang stroke) mungkin tidak takut. Tapi kalau ada film memperlihatkan kehidupan orang cacat seumur hidup karena stroke, tergeletak di kasur barangkali seperti ini bisa membuat orang jadi takut. Nah, takut tidak sekadar takut tapi melakukan pemeriksaan sebelum stroke datang," kata Profesor Eka.
Jika pemahaman masyarakat bahwa stroke bisa dicegah tentu menjadi hal yang bagus. "Bayangkan saja kalau kita bisa mengurangi separuh orang tidak kena stroke, itu kan jumlah yang besar," tandasnya.