Liputan6.com, Rio de Janeiro- Berlaga di ajang olahraga terbesar Olimpiade Rio 2016, para atlet tentu memiliki tekanan besar yang membuat mereka stres. Tuntutan medali, memecahkan rekor, ataupun target medali emas membuat para atlet jadi stres bukan kepalang.
Masing-masing atlet Olimpiade tentu memiliki cara tersendiri menurunkan stres, mulai dari mengubah perspektif hingga terapi bekam. Berikut selengkapnya seperti dikutip laman Bustle, Rabu (17/8/2016).
1. Mengubah perspektif
Advertisement
Dalam sebuah wawancara dengan Health Magazine, perenang Missy Franklin, mengubah perspektif akan kompetisi tersebut. "Saya mulai berpikir bahwa hal-hal ini tidak akan mengubah hidup saya," kata Franklin.
Benar kata Franklin, menang atau kalah, setelah Olimpiade selesai tetaplah dirinya sendiri.
2. Tetapkan tujuan
Saat berhadapan dengan tekanan, menetapkan tujuan bisa membantu lebih fokus pada meraih tujuan. "Sejak saya kecil, saya terbiasa menuliskan tujuan dan bekerja keras meraihnya. Dan hal itu jadi lebih mudah bagiku," kata perenang Katie Ledecky.
3. Tarik napas
Tak perlu cara sulit, dengan teknik pernapasan bisa membantu mencapai rasa tegang jadi lebih rileks. Pesenam Aly Raisman mengatakan dengan menarik napas, tetap tenang, dan tetap positif akan membuatnya tetap percaya diri di kala gugup mendera.
4. Pengobatan alternatif
Teknik bekam kering alis kop menjadi bahan perbincangan pada Olimpiade Rio 2016. Perenang andal seperti Michael Phelps pun memanfaatkan teknik terapi asal Tiongkok ini. Ia meyakini teknik bekam membuat tubuhnya jadi lebih pulih sehingga performanya lebih baik.Â