Liputan6.com, Jakarta Internet secara tidak langsung turut mempengaruhi perilaku seksual remaja di Indonesia. Seks bebas di usia sekolah, jatuh cinta dengan sesama jenis, dan perilaku menyimpang seksual lainnya juga bisa terjadi karena remaja salah menginterpretasikan informasi yang ia dapat dari internet. Padahal, sumber informasi mengenai masalah tentang seks seharusnya mereka dapat dari orangtua.
"Kita tidak bisa begitu saja menyalahkan kemajuan informasi sebagai banyaknya perilaku seksual pada remaja. Semua bisa diatasi kalau orangtua mau memberikan pendidikan seks dan reproduksi dengan baik," kata Dr Boyke dikutip dari Vidio.com pada Senin (22/8/2016)
Menurut Boyke, orang zaman dulu baru mengalami mimpi basah di umur 14 tahun karena untuk mendapatkan pengetahuan tentang seksual saja harus mencuri-curi dari stensilan atau bocoran dari majalah-majalah dewasa. Sementara remaja sekarang cukup dengan mengakses internet saja.
Advertisement
"Apa pun yang ingin diketahui para remaja bisa dicari di Google. Ini yang akhirnya mengubah mindset dari remaja-remaja kita. Sehingga mimpi basah terjadi di usia 12," kata Dr Boyke menambahkan.
Pengaruh dari internet juga, lanjut Boyke, yang akhirnya merangsang hormon-hormon remaja putra dan putri menjadi cepat matang dari yang seharusnya. "Di sampaing itu juga karena pengaruh gizi. Makanan sekarang lebih banyak gizinya sehingga tubuh mereka lebih bongsor dan cepat tumbuh," kata Boyke.