Liputan6.com, Jakarta Awalnya di tahun 1986 seorang penggila kebugaran bernama Jonathan Goldberg menciptakan program sepeda di dalam ruangan yang disebut spinning. Saat ini kelas bersepeda dalam ruangan sangat populer dan digilai banyak orang di klub-klub kebugaran, termasuk klub kebugaran di Jakarta.
Begini kira-kira situasi kelas spinning. Sepeda-sepeda statis yang berderet-deret di sebuah kelas dikayuh dengan kecepatan penuh. Seorang instruktur mengayuh penuh semangat di atas panggung menghadap semua peserta. Lampu-lampu pertunjukan dinyalakan, musik-musik terkini pun diputar kencang.
Baca Juga
Suara instruktur terdengar lewat bantuan headset mengatasi dentuman musik, ”Tambah resistennya. Naikkan pantat dari atas sadel. Ada bukit di depan yang harus didaki.”
Advertisement
Semua peserta menurut dan mengayuh pedal sambil berdiri. Resistensi yang ditambah membuat kayuhan semakin berat. Keringat mengucur deras dari tubuh-tubuh yang tetap mengayuh sepeda penuh semangat.
Dalam sebuah kelas, instruktur tak akan langsung membawa peserta mendaki bukit. Kelas berdurasi 50 menit dibagi dalam tujuh track lagu. Satu lagu berdurasi 5-7 menit. Dua track pertama adalah pemanasan. Instruktur akan mengajak peserta ngebut untuk menaikkan denyut jantung di track kedua. Keringat pun mulai bercucuran.
Bakar 800 Kalori
Di track ketiga, instruktur akan meminta menaikkan resistensi, sehingga kayuhan jadi berat. Menambahkan resistensi ini penting ketika tiba di bagian menanjak bukit. Tujuannya untuk melindungi lutut. Mengayuh sambil berdiri tanpa dilindungi oleh resistensi yang berat ini akan membebani sendi lutut dan potensial membuat cedera.
Setelah satu bukit dilewati di track ketiga, track keempat adalah waktunya ngebut seirama musik, lalu kembali mendaki bukit di track kelima. Track keenam waktunya ngebut lagi. Di track terakhir, instruktur akan mengajak semua peserta habis-habisan mendaki bukit.
Memang “kehebatan” ngebut dan menanjak bergantung kadar kebugaran masing-masing peserta. Ada yang tampak jagoan. Pemula mungkin terlihat agak kedodoran mengikuti teman-temannya, tetapi mereka tidak dipaksa untuk memacu dirinya mengikuti musik. Instruktur akan menyarankan agar pemula tetap duduk mengayuh ketika peserta lain masuk ke tahap berdiri sambil mengayuh sepeda.
Instruktur yang baik adalah kunci untuk berjalannya kelas yang fun dan aman buat semua. Instruktur akan mengajari pendatang baru untuk menyetel sepeda statis agar nyaman dikendarai. Ia akan memberi tahu bahwa tinggi sadel hendaknya sama dengan pinggul dan jarak antara sadel dan kemudi hendaknya sepanjang tangan pemakainya.
Setelan sepeda yang kurang pas dengan tubuh pemakainya bisa menyebabkan cedera. “Sepeda yang kurang pas bisa menimbulkan cedera dan stres di persendian dan ligamen,” ujar Nazario. “Pening, kehabisan napas, dan keliyengan bisa dialami mereka yang kurang fit atau terlalu berlebihan menggowes dan tidak mengontrol denyut jantung.”
Untuk menghindarinya, ia menyarankan peserta mengikuti tip yang dianjurkan instruktur. Kalau memiliki masalah punggung, lutut, atau leher, sebaiknya memberi tahu instruktur sebelum kelas dimulai.
Instruktur di kelas sepeda ini bisa berfungsi sekaligus sebagai motivator agar peserta terpacu mencapai target. “Mereka bisa memberi pemberdayaan dan kata-kata positif ketika peserta tampak kelelahan,” kata Julie Rice, pemilik SoulCycle studios, di Manhattan, Scarsdale, New York.
Itu sebabnya, kelas seorang instruktur yang populer di pusat-pusat kebugaran di Jakarta selalu penuh. Satu jam sebelum kelas, sepeda statis sudah habis dipesan. Bahkan, berlaku kartu antrean untuk memesan sepeda paling tidak satu jam sebelumnya.
Program kelas bersepeda ini termasuk olahraga yang sangat banyak membakar lemak. “Konsep keseluruhan olahraga itu adalah olahraga seluruh tubuh di atas sepeda selama 50 menit yang bisa membakar 500 hingga 800 kalori,” kata Julie Rice. Karena itu, kelas spinning bisa jadi pilihan cepat dalam program penurunan berat badan.