Liputan6.com, Jakarta Stres dalam zona nyaman dapat membantu Anda bekerja di bawah tekanan, memotivasi Anda untuk melakukan yang terbaik, bahkan membuat Anda aman ketika bahaya mengintai. Namun ketika stres menjadi kronis, ia dapat merusak suasana hati dan psikis Anda, serta menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius baik secara mental maupun fisik.
Stres adalah cara tubuh Anda menanggapi adanya ancaman. Ketika Anda merasa terancam, sistem saraf Anda merespons dengan melepaskan hormon stres, termasuk adrenalin dan kortisol, yang membangkitkan kewaspadaan tubuh untuk tindakan darurat. Jantung Anda berdetak lebih cepat, otot menegang, tekanan darah meningkat, napas lebih cepat, dan indra menjadi lebih tajam.
Stres dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan Anda, termasuk emosi, perilaku, kemampuan berpikir, dan kesehatan fisik. Tidak ada bagian tubuh yang kebal pada stres.
Advertisement
Namun, karena orang menangani stres dengan cara yang berbeda, gejala stres pun dapat bervariasi sebagaimana dikutip dari Webmd, Sabtu (27/8/2016).
Gejala kognitif
- Masalah memori
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Penilaian yang burukÂ
- Melihat hanya sisi negatifÂ
- Cemas berlebihan
Gejala emosional
- Depresi atau merasa tidak bahagia
- Kecemasan dan agitasi
- Murung, lekas marah dan naik pitam
- Merasa rendah diri
- Kesepian dan terisolasi
- Masalah kesehatan mental atau emosional lainnya
Gejala fisik
- Sakit dan nyeri
- Diare atau sembelitÂ
- Mual, pusing
- Nyeri dada, denyut jantung yang cepat
- Kehilangan gairah seks
- Sering pilek atau flu
Gejala perilaku
- Kurang makan atau sebaliknya, banyak makan
- Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Menarik diri dari orang lain
- Menunda-nunda atau mengabaikan tanggung jawab
- Meminum alkohol, rokok, atau obat-obatan untuk bersantai
- Melakukan kebiasaan aneh (misalnya menggigit kuku, mondar-mandir)