Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang mungkin mempercayai bahwa skoliosis, yaitu lengkungan abnormal pada tulang belakang adalah suatu kondisi yang hanya berkembang selama masa remaja. Namun ternyata, skoliosis juga bisa muncul saat usia dewasa.
Seperti kasus seorang ibu yang sudah berusia 55 tahun dari Amerika, yang baru-baru ini didiagnosa memiliki skoliosis. Padahal menurutnya, skoliosis hanya terjadi saat remaja.
Sebenarnya ada dua jenis berbeda dari skoliosis saat dewasa menurut spesialis tulang, Dr, Manny. Ketika seorang pasien mengembangkan kondisi ini saat mereka sudah dewasa, hal ini disebut dengan “de novo”. Skoliosis de novo ini biasanya muncul setelah usia 50 tahun dan biasanya disebabkan oleh degenerasi disk dari arthritis atau degenerasi tulang belakang.
Advertisement
Sedangkan bentuk lainnya dikenal sebagai skoliosis idiopathic dewasa. Skoliosis ini terjadi ketika kurva sudah ada saat masa remaja dan berkembang saat dewasa. Namun tidak seperti skoliosis degeneratif, skoliosis idiopathic tidak diketahui penyebabnya, seperti dilansir dari foxnews, Jumat (2/9/2016).
Beberapa ahli berteori bahwa skoliosis ini terjadi karena ia memiliki dasar genetik dan bisa berasal dari ligamen lembut, otot yang lemah, ataupun perkembangan tulang yang abnormal.
Pada orang dewasa, skoliosis degeneratif atau idiopatik skoliosis umumnya diiringi beberapa gejala.
“Seringkali pasien akan mengatakan bahwa bahu mereka terasa tidak sama tinggi atau merasa punggungnya besar sebelah,” ujar seorang ahli bedah tulang belakang, Dr. Han Jo Kim di New York.
Meskipun skoliosis jarang memicu rasa sakit, namun beberapa kasus mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dapat menyebabkan otot nyeri.
“Skoliosis tidak menyakitkan kecuali jika Anda mengembangkan perubahan sekunder dan degeneratif, yang akan mengakibatkan kaki sakit dan juga nyeri pada otot. Ini dikarenakan kondisi ini membuat otot tidak simetris dalam bekerja,” kata Kim.
Ia menambahkan,”jika Anda membayangkan skoliosis yang berbentuk seperti huruf C, otot-otot yang berada di luar C, akan mendapatkan lebih banyak ketegangan dan stres. Mereka juga bekerja lebih keras daripada otot-otot yang berada di bagian dalam.”
Masalah pencernaan, termasuk masalah dengan usus dan kontrol kandung kemih, merupakan efek samping yang jarang terjadi akibat kerusakan saraf atau kelainan yang serius pada tulang belakang.
Meski jarang, penderita kondisi ini patut mewaspadai hal-hal tersebut. Bahkan dalam kasus yang jarang terjadi, ketika skoliosis sangat parah, penderita bisa merasa sesak napas.