Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pria Pengguna Jasa Prostitusi Terancam Kecanduan Seks Akut

Ketika pria terbiasa memanggil 'perempuan bayaran' sejak usia muda, maka dirinya akan menganggap seks aktivitas tak bermakna.

Liputan6.com, Jakarta Dewasa ini, semakin banyak pria yang mengandalkan jasa prostitusi untuk penuhi keinginan nafsunya. Alasan di balik keputusan pria untuk beralih ke opsi ini beragam.

Ada yang karena bosan, penasaran, terbawa suasana yang dibentuk oleh pertemanan, pelarian, upaya pembuktian kejantanan kepada teman-teman dan masih banyak lagi.

Tidak bisa dipungkiri mereka yang menggunakan jasa prostitusi kerap dideskripsikan sebagai ciri seseorang yang gila seks atau sex addict.

Banyak orang mengira pria pengguna wanita bayaran sudah dasarnya seorang pecandu seks. Namun seperti dimuat dalam situs Recovery Ranch dan Psych Central, melansir Sabtu, (3/9/2016), penelitian justru buktikan sebaliknya.

Saat laki-laki beranjak dewasa, beberapa dari mereka termotivasi untuk mencoba hal-hal yang membuatnya penasaran atau terkesan menantang. Salah satu dari hal tersebut tentunya berhubungan dengan seks.

Di era modern ini, seks bebas seolah tidak lagi tabu dan semakin banyak orang melakukannya, baik pria maupun wanita.  Pasalnya, laki-laki dalam masa pendewasaan era jaman sekarang akan lebih berpeluang untuk menjawab rasa penasarannya seputar seks lantaran stigma bahwa itu tabu sudah mulai memudar.

Pada usia itu juga mereka belum terlalu tertarik dengan komitmen atau hubungan yang berpotensi menciptakan emosi dan keterikatan dengan seorang wanita. Jadi, pilihannya langsung beralih ke penggunaan jasa prostitusi.

Menonton film porno hanyalah tahap awal yang justru membuatnya lebih termotivasi untuk ‘merasakannya’ di kehidupan nyata.

Ketika pertama kalinya dilakukan dengan seorang wanita bayaran yang umumnya tidak melahirkan keterikatan perasaan, laki-laki tersebut akan menjadikan ‘sesi’ tersebut solusi untuk pelampiasan nafsu.

Lambat laun, hal tersebut dijadikan tolak ukur untuk pelepas kejenuhan dan tingkat kejantanan. Ia tidak akan terbiasa dengan seks yang melibatkan obrolan kecil bermakna dengan seseorang yang sebetulnya bisa ia cintai.

Semua berujung menjadi kecanduan seks. Jadi, pecandu seks rata-rata datang dari kepribadian yang tertutup pada keterikatan emosional dan juga sering mengandalkan wanita bayaran untuk memberinya kepuasan lahir dan batin yang
bertahan hanya sesaat.