Liputan6.com, Jakarta Gloria Natapradja Hamel, Nilam Sukma Pawening, Amarik Fakhri Marliansyah, Audrey Gabriella Yudiono Putri, dan Aditya Ersyah Lubis membocorkan sejumlah kiat agar adik-adik bisa lolos seleksi Paskibraka di tingkat nasional seperti mereka.
Menurut mereka fokus harus diarahkan ke seleksi tingkat kota dulu. Dari sini langkah ke depan akan ditentukan. Apabila di tingkat kota saja tidak lolos seleksi, tidak mungkin bisa lanjut mengikuti seleksi Paskibraka di tingkat nasional.
Baca Juga
Advertisement
"Harus fokus pada pengembangan diri. Fisik, wawasan, dan pembawaan diri ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua harus diperhatikan betul. Kalau kota saja tidak lulus, bagaimana mau ke provinsi, apalagi nasional," kata Gloria Natapradja Hamel.
Gloria, siswi SMA Islam Dian Didaktika telah menginspirasi banyak kaum muda karena dinilai tegar dalam menghadapi masalah yang sempat membelenggunya. Bagaimana mungkin gadis seusia Gloria bisa tetap semangat, tidak memperlihatkan raut wajah sedih, dan justru memacu diri menjadi pribadi yang lebih baik setelah dinyatakan tidak dapat bertugas sebagai pasukan pengibar bendera pusaka karena memiliki passpor Prancis. Dukungan yang terus mengalir meluluhkan hati Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk memberi kesempatan Gloria menjalankan tugasnya.
Begitu juga disampaikan Nilam Sukma Pawening, Paskibraka putri dari DKI Jakarta yang bertugas sebagai pembawa baki saat upacara penaikkan bendera pada perayaan HUT RI 71 di Istana Merdeka. Bagi remaja putri yang ingin menjadi seperti dirinya, Nilam berpesan agar menyiapkan kondisi fisik sebaik mungkin. Pastikan juga psikis dalam keadaan baik, karena latihan yang akan dijalankan terbilang tidak ringan.
"Jangan pantang menyerah. Latihannya itu berat banget dan pasti akan berpikiran capai banget. Namun, kalau diteguhin, pasti bisa kayak kita," kata Nilam. Siswi SMA Negeri 67 Jakarta ini juga memberi kiat saat menjadi pembawa baki yaitu senyum harus iklhas dari hati, pembawaan harus tenang, dan tidak boleh terlihat gugup banget.
Nilam masih ingat betul berapa jumlah anak tangga yang dipijak dan tempo ketika menaiki anak tangga tersebut. "Ada 13 anak tangga, yang pertama kecil banget, dan temponya masih ingat banget. Kalau kita semua gabung, enggak usah latihan lagi masih ingat di luar kepala," kata Nilam.
Sementara Amarik yang dipercaya sebagai penggerek bendera dari Tim Bima menyarankan adik-adik untuk menyehatkan badan dengan rutin melakukan aktivitas fisik. Utamakan push up dan sit up karena tes pertama di seleksi kota adalah fisik. Ia pun rajin olahraga di rumah, ditambah latihan basket untuk mengolah fisiknya.
"Baru setelah itu wawasan umum, seperti provinsi ini ibu kotanya apa. Dan yang terakhir attitude," kata Amarik dari DKI Jakarta.
Senada dengan Amarik, Aditya yang merupakan Paskibraka Nasional putra perwakilan Banten waktu itu fokus pada jogging dan push up. Caranya dengan rajin mengikuti ekstrakulikuler futsal. "Persiapannya lebih ke fisik dan pengetahuan," kata penggerek bendera dari Tim Arjuna.
Sedangkan Audrey mengatakan hal paling mendasar dari semuanya agar diterima menjadi seorang Paskibraka, baik di tingkat kota maupun nasional adalah optimisme. "Jadilah orang yang optimis, jangan pesimis. Karena yang seperti ini nilainya sakral. Ucapan menjadi doa. Kalau kita yakin bisa masuk, pasti masuk," kata Adurey menekankan.