Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Benarkah Film Porno dan Masturbasi jadi Fantasi Seks Para Wanita?

Terapis seks, Zoya Dianaesthika Amirin menjawab pertanyaan seputar fantasi seks wanita.

Liputan6.com, Jakarta Seks, hingga kini masih sering dipahami masyarakat sebagai sesuatu yang tabu. Tak jarang, seks muncul sebagai olok-olokan yang dipercakapkan secara vulgar, sensasional bahkan cabul.

Karena tabu untuk dibicarakan, muncul beragam persepsi tentang fantasi seks wanita. Seperti, benarkah wanita menikmati saat melihat film porno? Lalu, apakah film porno masih diperlukan untuk membangun fantasi seks bersama pasangan?

Zoya Dianaesthika Amirin, seorang terapis seks menjawab pertanyaan seputar fantasi seks wanita sebagai berikut:

Apakah dengan menonton film porno bisa membuat kecanduan? Jika iya bagaimana cara mengatasinya?

Jadi ini yang dimaksud dengan film porno itu adalah, film-film yang secara eksplisit mengandung unsur seksual. Bisa menjadi kecanduan, karena pria terasa terangsang secara fisik yang sengaja dan bisa bergairah, nafsu dan ejakulasi, ini bisa membuat ketagihan.

Susah ketika sudah mempunyai pasangan, karena semua film pornografi merangsang imajinasi kita, misalnya warna dan tingkah laku. Cara untuk mengatasinya, sebaiknya yang belum menonton jangan menonton, atau yang sudah menonton sebaiknya berhenti.

Jadi membuat kamu mempertanyakan, seks yang normal itu seperti apa,dan yang benar seperti apa. Karena apa yg kita nonton, seringkali tidak nyata dan tidak mungkin dilakukan dengan nyata. Biasanya proses pembuatan film porno itu sering juga penuh kepalsuan.

Bagi yang sudah menikah apakah menonton film porno itu masih diperlukan untuk membangun fantasi seks bersama pasangan? Jika memang perlu, bagaimana idealnya fantasi seks itu?

Konsep sudah menikah menonton film porno ini, sebaiknya yang belum menonton film porno sebaiknya jangan menonton, dan yang sudah menonton disarankan tidak menonton lagi. Jangan jadikan meniru adegan seks di film porno bisa dilakukan dengan pasangan, karena bisa jadi, pasangan anda tidak menyukainya dan tidak merasakan hubungan seks yang mereka idamkan.

Tidak perlu meniru adegan di film porno, sebaiknya anda bisa mencoba bahkan membuat gaya-gaya baru dalam berhubungan seks bersama pasangan. Anggap saja anda berdua sedang bereksperimen, seperti membuat film porno. Misalnya, saat di ranjang ada imajinasi tentang bagaimana caranya dan gaya-gaya yang anda inginkan bersama pasangan.

Bagaimana cara menghentikan kebiasaan buruk kecanduan masturbasi dengan fantasi seks ?

Secara seksualitas, masturbasi adalah perilaku seks paling sehat, karena tidak menularkan penyakit. Yang penting masturbasi itu jangan dilakukan dengan menonton film porno, lebih baik masturbasi dengan fantasi anda sendiri, dan tidak mengorbankan semua hal. Masturbasi yang sehat itu ada, dengan menyeimbangkan aktivitas secara normal seperti biasanya.

Apakah dibenarkan, pria lebih memilih berfantasi dan masturbasi, demi tidak ingin menyakiti pasangannya yang mengalami vaginismus?

Jadi vaginismus itu adalah ketidakmampuan seks karena rasa sakit. Suka menutup diri ketika berhubungan seks dan itu bisa berkaitan dengan trauma. Misalnya, karena menyaksikan adegan film porno, lalu takut, atau menyaksikan pemerkosaan orang lain.

Dengan cara berfantasi dan masturbasi anda tidak akan puas secara batin, karena hubungan menikah tanpa seksualitas, kalau anda relatif bisa silahkan saja, tetapi bukankah hubungan pasangan suami istri akan lebih harmonis dengan seks yang nyaman?

Diperlukan waktu untuk sembuh, dengan periksa dan konseling. Hal-hal itu lebih kompleks dibicarakan bersama pasangan anda untuk mengetahui jalan keluarnya. Simak perbincangan Zoya Dianaesthika Amirin di Forum Liputan6 dengan mengeklik tautan berikut ini.

** Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

** Sedang populer di kanal Health & Sex Forum Liputan6: Fakta Unik Tentang Orgasme Wanita.

Penulis : Siti Nuraini Safitri (Universitas Pancasila)