Liputan6.com, Jakarta Kasus pembesaran kelenjar prostat yang ganas atau kanker prostat lebih banyak terjadi pada pria-pria berkulit putih atau ras Kaukasia dibanding pria Asia. Hal ini diduga terkait dengan faktor gen dan diet seperti dipaparkan dokter spesialis urologi RS Premier Bintaro, Gideon Tampubolon.
"Pada orang Kaukasia, angka kejadian kanker prostat tinggi. Orang-orang Afrika juga tinggi dibanding pria dari Jepang, Indonesia, Filipina dan negara-negara Asia," kata dokter Gideon dalam diskusi 'Penangan Terkini Penyakit Pembesaran Prostat Jinak' di Jakarta, ditulis Sabtu (10/9/2016).
Baca Juga
Menurut pemaparan Gideon, tingginya angka kanker prostat lebih mengacu pada faktor-faktor genetik. Pria-pria berkulit putih dan hitam diprediksi memiliki gen kanker prostat dibanding pria keturunan Asia.
Advertisement
Lalu, diet pria kulit putih dan hitam juga ditengarai memiliki peran terhadap tingginya angka kejadian kanker prostat dibanding pria Asia. "Diet mereka nampaknya berpengaruh. Asupan makan daging mereka kan cukup tinggi," kata pria lulusan Fakultas Kedokteran UI ini.
Lalu, orang Asia juga gemar mengonsumsi soya atau kedelai yang kaya antioksidan. Seperti kita lihat dalam asupan makanan sehari terdapat aneka makanan mengandung kedelai seperti tahu, tempe, hingga kecap.
Tak heran jika pemeriksaan prostat pada pria Amerika Serikat dimulai dari usia 40 tahun. Sementara di Indonesia direkomendasikan sejak pria berusia 50 tahun.