Liputan6.com, Jakarta Jumlah anak-anak yang diresepkan obat antidepresan melonjak sebesar 28 persen dalam satu dekade di Inggris. Obat yang direkomendasikan untuk dikonsumsi anak-anak berumur enam sampai 18 tahun yang menderita depresi adalah Prozac. Temuan terbaru menunjukkan obat baru yang diresepkan adalah citalopram, yang telah dikaitkan dengan peningkatan keinginan untuk bunuh diri.
Profesor Ann John dari Swansea University Medical School mengatakan bahwa fenomena ini menunjukkan tidak ada akses terapi baru untuk anak depresi. Dokter tidak bisa sembarangan memberikan obat antidepresan karena tidak tahu penyebab pasti.
"Sepuluh tahun lalu orang bahkan tidak mencari bantuan. Tapi sekarang ada peningkatan kesadaran dan hasil menunjukkan anak-anak dan keluarga mencari bantuan lebih lanjut. Dan dokter meresepkan obat yang berlebihan dan mengobatinya juga terlalu berlebihan," kata Ann John dikutip dari Daily Mail pada Minggu (11/9/2016)
Ia merasa prihatin melihat banyak dokter yang meresepkan citalopram sebagai garis pertahanan pertama untuk anak-anak yang diduga mengalami depresi.
Advertisement
Dosen Psikiatri Klinis di University College London, Dr Michael Bloomfield, memiliki pendapat yang sama. Menurut dia, anak-anak yang mengalami tekanan mental sebaiknya mendapat perawatan kejiwaan yang meliputi dukungan psikologis paling utama, baru setelah itu pemberian obat-obatan yang sesuai. Kenyataan yang terjadi di Inggris, akses mendapat perawatan kejiwaan bagi anak-anak yang membutuhkan terbilang sulit.
Inisiator Badan Amal Kesehatan Mental Anak YoungMinds Nick Harrop mengatakan antidepresan bukan satu-satunya tindakan yang harus diberikan ke anak-anak yang depresi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengobati kondisi kesehatan mental anak tersebut dengan konseling atau perawatan kejiwaan.
Â