Liputan6.com, Jakarta Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia di muka bumi ini mendambakan penampilan yang indah nan rupawan untuk dilihat orang lain.
Baca Juga
Advertisement
Terkadang, cara yang dipilih untuk mendapatkan penampilan tersebut tidak baik bagi kesehatan tubuh baik dari luar maupun dari dalam. Beberapa orang beralih ke metode tersebut lantaran ingin mendapatkan hasil yang bersifat cepat atau instan.
Apa saja tren sepanjang masa yang kerap dipilih seseorang agar dirinya terlihat baik namun sebetulnya tidak baik untuk kesehatan mereka?
Berikut ini adalah tujuh tren kecantikan yang tidak begitu baik untuk kesehatan Anda, seperti dilansir dari Live Science, Rabu (21/9/2016):
1. Tanning
Tanning atau proses penggelapan warna kulit yang kerap dilakukan dalam dengan cara meletakan diri tidur dalam posisi terlentang di dalam ruangan atau boks dengan ukuran sebesar dan setinggi normalnya manusia dan mengandalkan cahaya sinar UV buatan untuk membuat kulit lebih gelap warnanya, memiliki resiko yang sangat tinggi untuk membuat kulit terbakar, penuaan pada kulit jauh lebih dini dari sebelumnya, lalu berpotensi memicu adanya kerusakan mata, dan kanker kulit.
Advertisement
2. Tato
Memiliki tato secara tidak langsung meningkatkan resiko terjangkitnya penyakit Hepatitis C pada seseorang. Selain itu, mereka yang memiliki tato juga rentan terhadap infeksi kulit yang mana kerap membuat kulit berwarna kemerahan lalu memicu adanya pembengkakan dan nyeri. Selain itu pewarna tato yang berwarna merah, hijau, kuning, dan biru dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit, seperti gatal-gatal di daerah tersebut.
3. Botox
Botox digunakan untuk menghilangkan keriput wajah dengan cepat serta membuatnya terlihat lebih kencang seolah terlihat 5 hingga 10 tahun lebih muda dari usianya. Botox, yang merupakan toksinbotulinum tipe A, dapat melemaskan otot selama beberapa bulan. Toksin ini mengandung Clostridium botulinum, yaitu bakteri penyebab botulisme yang merupakan penyakit jarang namun serius.
Meskipun suntikan umumnya aman, efek samping dan komplikasi tetap dapat terjadi, termasuk rasa sakit dan memar di tempat suntikan, sakit kepala, mulas dan kelemahan otot sementara.
Pada tahun 2009, United States Food and Drug Administration (FDA), memperbolehkan praktek botox. Namun dengan label peringatan dikemasannya, menyatakan bahwa toksin yang dikandungnya dapat menyebar ke area tubuh yang lain. Ini berarti mereka yang ingin melakukan tindakan Botox harus siap dengan efek samping seperti kesulitan menelan, bernapas, dan bahkan kematian.
Advertisement
4.Kontak lensa
Dewasa ini pemakai kontak Lensa kian bertambah. Ada yang memakainya lantaran memiliki masalah pada penglihatan mereka, namun ada juga yang mengenakannya agar terlihat lebih indah matanya dengan warna lain. Kontak lensa ini jika tidak dirawat dengan baik dan juga dilepas saat penggunanya sedang tertidur bisa berakibat fatal yaitu kebutaan yang diawali dengan infeksi akut pada bagian mata.
5. Krim pemutih kulit
Menurut FDA, beberapa produk kosmetik termasuk krim pemutih kulit, mengandung kadar merkuri yang tinggi.
“Paparan merkuri bisa memiliki konsekuensi kesehatan yang serius,” kata penasihat medis senior di FDA, Charles Lee, MD. Merkuri juga dapat merusak ginjal, sistem saraf, mengganggu perkembangan otak pada anak-anak yang belum lahir, dan anak-anak kecil.
Advertisement
6. Produk pelurus rambut
Beberapa produk pelurus rambut mengandung berbagai bahan kimia berbahaya yang mana salah satunya adalah formaldehida .
Formaldehida adalah gas berbau tajam yang dapat membuat mata dan hidung iritasi, serta menyebabkan reaksi alergi seperti masalah pernapasan, termasuk asma, ruam kulit, dan gatal-gatal bila terhirup.