Liputan6.com, Jakarta In Vitro fertilization (IVF) sering dikenal dengan istilah bayi tabung. Biasanya, metode ini digunakan oleh pasangan yang ingin segera memiliki anak, namun tidak bisa dilakukan dengan cara alami.
Meski tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen, program bayi tabung ini bisa mengaduk emosional pasangan khususnya perempuan karena teknik ini memakan waktu, biaya yang mahal juga emosional jika tidak berhasil.
Baca Juga
Bahkan, sebuah penelitian menemukan dampak terburuk dari teknik IVF yakni meningkatkan risiko terkena kanker payudara, terutama pada pasien yang tak lagi muda. Hal tersebut disebabkan oleh semua hormon yang disiapkan untuk menjaga dan mengembangkan janin dalam kandungan.
Advertisement
Namun, ada kabar baik. Sebuah studi yang dipublikasikan di medical journal JAMA, memberikan beberapa bukti bahwa perawatan kesuburan pada pasien IVF tidak berisiko tinggi terkena kanker payudara dibanding perempuan pada umumnya.
Studi ini melacak lebih dari 25 ribu wanita di Belanda yang menjalani IVF ataupun pengobatan kesuburan alternatif lainnya selama sekitar 21 tahun. Hasilnya, 839 wanita didiagnosis dengan kanker payudara invasif dan 109 lainnya didiagnosis dengan kanker payudara non-invasif. Tidak ada indikasi bahwa pengobatan kesuburan mereka berhubungan dengan penyebab kanker.
Sebenarnya, mereka yang melakukan tujuh kali atau lebih siklus IVF memiliki tingkat lebih rendah mengalami kanker payudara. Karena wanita dalam studi ini masih bisa mengalami kanker payudara dengan bertambahnya usia mereka, perwakilan American Cancer Society memberitahukan New York Times bahwa data tersebut tidak meyakinkan.
Pastinya, sejumlah besar bukti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara IVF dan kanker payudara. Ini tentunya sangat melegakan pasangan yang ingin memiliki anak melalui teknik IVF.
(Aluna Swara)