Sukses

5 Alasan untuk Berhenti Konsumsi Roti Putih

Banyak orang yang mungkin sudah tahu bahwa roti putih tidak baik untuk diet Anda.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang mungkin sudah tahu bahwa roti putih tidak baik untuk kesehatan. Mengonsumsi roti putih memiliki risiko kesehatan yang kurang diinginkan

Dilansir dari Everydayhealth, Rabu (28/9/2016), berikut adalah lima alasan baik untuk berhenti mengonsumsi roti putih:

1. Nilai gizi sedikit

Tujuan akhir kita mengonsumsi makanan ialah untuk menutrisi tubuh dan roti putih yang dibuat dengan tepung halus, gagal untuk mencapai tujuan ini.

"Gandum yang dihaluskan seperti saat membuat tepung untuk roti putih, membuang lapisan terluar dan terdalam dari gandum tersebut. Proses ini pun menghilangkan serat dan beberapa (25 persen) protein, hanya meninggalkan pati,” ujar penulis Belly Fat Diet For Dummies, Erin Palinski-Wade, RD.

Walaupun tepung ini telah memiliki beberapa nutrisi seperti vitamin B dan zat besi yang ditambahkan kembali setelah proses pemurnian, namun roti putih masih rendah kandungan serat dan proteinnya jika dibandingkan dengan tepung gandum utuh.

2 dari 5 halaman

2. Tingkat gula darah tak menentu

“Rendahnya serat dan protein dapat membantu memperlambat pencernaan, membuat roti putih pun menjadi terlalu mudah dicerna dan diserap dengan cepat. Hal ini kemudian menyebabkan gula darah yang meningkat dengan cepat,” ujarnya.

Lonjakan darah yang tidak menentu tersebut, tidak hanya membuat Anda lekas marah, namun juga membuat Anda selalu mencari dan mengonsumsi makanan secara terus-menerus. 

3 dari 5 halaman

3. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2

“Ketika gula darah meningkat dengan cepat, jumlah insulin yang berlebihan dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mendorong gula ke dalam sel. Ketika ini terjadi secara teratur, maka akan  membuat tubuh semakin sulit mengontrol tingkat glukosa darah,“ ujarnya.

Penelitian yang dipublikaskan pada 2010 dalam American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa orang yang mengonsumsi beberapa porsi gandum per hari dan membatasi makan roti putih, memiliki risiko yang lebih rendah terhadap meningkatnya diabetes tipe 2.

4 dari 5 halaman

4. Menambah berat badan

Setelah makan karbohidrat olahan seperti roti putih, surplus gula dalam aliran darah cenderung disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Gula darah juga akan membuat Anda tetap lapar dengan cepat.

"Makanan yang dicerna dengan cepat, membuat Anda akhirnya meraih camilan lain, karena merasa kelaparan, sehingga meningkatkan asupan kalori di akhir hari,” ujarnya.

5 dari 5 halaman

5. Gejala depresi

Mungkin memang enak rasanya, namun roti putih secara negatif dapat mempengaruhi suasana hati Anda. Penelitian baru yang dipublikasikan pada Juni 2015 dalam American Journal of Clinical Nutrition, menemukan hubungan antara konsumsi karbohidrat olahan seperti roti putih, dengan depresi pada wanita pasca-menopause.

Respon hormonal yang menyebabkan kadar gula darah turun, juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kelelahan, dan gejala lainnya dari depresi.