Liputan6.com, Jakarta Orangtua boleh saja khawatir lantaran si Kecil tanpa sengaja menonton sebentar video mesum yang terputar di papan iklan LED tak jauh dari Blok M. Hanya orangtua tidak boleh lupa kalau anak sudah terpapar adegan video mesum jauh-jauh hari sebelum kejadian pada Jumat (30/10/2016) siang itu.
"Khawatir itu wajar. Tapi yang sehari-harinya itu lho, sadar tidak para orangtua kalau anak-anak mereka sudah melihat adegan itu dari YouTube?" kata pakar seksologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS saat dihubungi Health Liputan6.com pada Sabtu (1/10/2016)
Para orangtua jangan terlalu yakin anak tidak terpapar video mesum karena selalu diawasi selama di rumah. Termasuk segala kegiatan yang mereka lakukan dari gawai yang Anda berikan. Sebab, anak bisa saja mendapatkan itu dari teman-temannya di sekolah.
Advertisement
"Sadar tidak orangtua dan gurunya akan hal itu?" kata Wimpie.
Hal-hal semacam ini sudah tak bisa lagi dihindari karena kurangnya pendidikan seks di sekolah dan di rumah. Padahal, pendidikan seks bisa menjadi alat antisipasi anak tidak melihat video mesum apabila belum saatnya.
"Anak yang tidak diberi pengertian akan cari-cari dengan cara mereka sendiri. Paling mudah lewat gadget. Bayangkan saja, anak tidak tahu apa-apa, tidak punya informasi apa-apa tentang seksualitas tahu-tahu melihat video mesum di YouTube?" kata Wimpie.
"Ada adegan meraba-raba, ada juga adegan berhubungan seksual. Bisa diduga reaksi mereka seperti apa?" kata Wimpie menambahkan.
Dengan pendidikan seks di sekolah dan di rumah, anak bisa terhindar dari seks bebas di usia muda. Anak tak perlu lagi mencari-cari dengan menonton video mesum di gawai.