Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru dari Columbia University dan Princeton University menemukan keterkaitan antara minuman soda dengan agresi pada anak. Soda merupakan salah satu minuman yang banyak digemari anak-anak.
Minuman bersoda sebelumnya sudah diketahui bisa merusak gigi dan kesehatan kardiovaskular. Namun, penelitian terbaru ini membuat para orangtua berpikir untuk melarang anak-anaknya mengonsumsi minuman bersoda.
Para peneliti menganalisis data dari 2.929 pasangan ibu dan anak. Dari data tersebut ditemukan sebanyak 43 persen anak-anak yang disurvei mengonsumsi minuman soda setidaknya satu porsi per hari. Dan 4 persen dari anak-anak lain minum empat atau lebih porsi sehari.
Advertisement
Data juga menunjukkan bahwa semakin banyak soda yang diminum, mereka semakin menunjukkan tanda-tanda agresi. Misalnya, anak-anak yang minum empat gelas atau lebih soda, dua kali lebih mungkin untuk menghancurkan barang-barang atau terlibat perkelahian dibandingkan anak yang tidak minum soda.
Namun di sini para peneliti menegaskan data tersebut tidak membuktikan soda bisa menyebabkan anak-anak berperilaku keras atau agresif. "Itu mungkin ada hal lain yang berhubungan dengan perilaku anak dan konsumsi soda yang tidak kami perhitungkan," kata Shakira Sugila, peneliti studi Columbia University.
Sejak lama, para dokter sudah memperingatkan untuk membatasi jumlah gula dan kafein pada anak karena zat yang terkandung di dalamnya mempengaruhi proses kimia dalam tubuh.
"Makanan ini dapat memicu pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Hormon ini membuat kita gelisah, mudah tersinggung dan cemas. Tentu kita tidak ingin ini terjadi pada anak-anak yang masih muda," kata Dr. Ann Kulze seperti dilansir Sheknows, Senin (3/10/2016).
Hasil penelitian tersebut memperingatkan Anda sebagai orangtua untuk membatasi anak-anak minum soda. Hindari memberikannya soda setiap hari. Dalam hal asupan kafein untuk anak, takaran yang aman adalah 45 miligram per hari atau setara dengan 12 ons soda.
(Aluna Swara)