Liputan6.com, Jakarta Jumlah wanita kini lebih tinggi ketimbang pria. Namun, daerah yang jumlah wanitanya lebih tinggi dibanding pria, tingkat kejahatannya pun menjadi lebih tinggi. Berbeda dengan daerah yang jumlah prianya melebihi wanita, tingkat kejahatan pembunuhan serta kejahatan yang berhubungan dengan seks lebih rendah. Apa alasannya?
Ryan Schacht dari University of Utah di Salt Lake City dan rekan-rekannya menganalisis data rasio jenis kelamin dari 3.082 kabupaten di Amerika Serikat (AS) yang disediakan Biro Sensus Amerika Serikat pada tahun 2010.
Baca Juga
Peneliti membandingkannya dengan data kejahatan untuk tahun yang sama, yang dikeluarkan oleh Federal Bureau of Investigation (FBI) AS.
Advertisement
Peneliti juga menganalisis lima jenis pelanggaran dan terlihat kenaikan proporsi laki-laki di sebuah kabupaten berkorelasi dengan kejahatan yang lebih sedikit, bahkan ketika memperhitungkan faktor-faktor seperti kemiskinan.
Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pengurangan jumlah laki-laki di daerah yang didominasi pria demi mengurangi kekerasan dan kejahatan mungkin menjadi bumerang.
Menurut Schacht, ketika perempuan jumlahnya sedikit, pria harus berusaha untuk menang dan mempertahankan pasangannya. Tapi, dengan melimpahnya wanita, pria dimanjakan untuk pilihan dan mengadopsi perilaku yang membuat mereka berkonflik dengan pria lain, dan lebih mungkin melakukan pelanggaran yang berhubungan dengan seks.
"Ketika perempuan jarang mereka menjadi sumber daya yang berharga dan ini memberi mereka daya tawar yang lebih besar dari sebuah hubungan," kata Schacht seperti dilansir New Scientist, Selasa (4/10/2016).Â
"Tapi ketika wanita yang melimpah, pria menjadi kurang berkomitmen untuk memiliki pasangan tunggal dan lebih tertarik mengejar beberapa hubungan," katanya.
Hal ini, lanjut Schacht, yang membawa laki-laki ke dalam konflik dengan satu sama lain dalam menanggapi orientasi kawin mereka.
Hasilnya, kata Schacht, pria mengubah perilaku mereka sesuai dengan kondisi "penawaran dan permintaan".
"Dalam beberapa situasi mereka akan jauh lebih baik dalam berperilaku, dan di lain sisi mereka akan jauh lebih rentan terhadap perilaku jahat," katanya.