Liputan6.com, Jakarta Banyaknya masyarakat yang terkena demensia, membuat Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta peduli dan bergerak membentuk Pasukan Ungu untuk menjemput lanjut usia yang telantar.
Dikatakan Masrokhan, Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta lansia yang telantar di jalanan akan dijemput oleh Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) kemudian dibawa ke puskesmas atau panti. Di sana lansia akan diperiksa dan dirawat oleh petugas kesehatan untuk dideteksi dini demensia.
"P3S adalah bagian dari Pasukan Ungu. Mereka mendapat pelatihan untuk menjadi garda depan di lapangan dengan menjemput lansia hilang atau tersesat," ujar Masrokhan, melalui situs Dinsos, ditulis Jumat (7/10/2016).
Advertisement
Pasukan Ungu akan memberikan kenyamanan bagi orang dengan demensia (ODD) yang tersesat pertama kali. "Petugas harus sopan, dan memberikan perhatiannya. Intinya, petugas harus sabar," ia melanjutkan.
Masrokhan menyatakan kalau petugas yang tergabung dalam Pasukan Ungu mendapatkan pengetahuan mengenai gejala umum demensia sehingga saat bertugas di lapangan bisa membedakan lansia demensia atau bukan.
"Seperti gangguan daya ingat, gangguan komunikasi, perubahan suasana hati dan perilaku, serta salah ambil keputusan. Petugas kami sudah mendapatkan pengetahuan tersebut," kata Masrokhan.
Hingga kini Pasukan Ungu terdiri dari 50 petugas P3S, 100 dokter, tenaga kesehatan, dan 150 relawan ALZI. Sementara, menurut DY Suharya, Deputy Director Alzheimer's Disease International (ADI), regional Asia Pasific, saat ini Indonesia ada 1,2 juta orang dengan demensia. Mereka membutuhkan biaya perawatan mencapai Rp 28 triliun.