Liputan6.com, Jakarta Popularitas Puskesmas Kebon Jeruk , Jakarta Barat yang gambar dan ceritanya tersebar di media sosial rupanya tak hanya karena petugasnya yang ramah saat melayani. Namun juga karena fasilitasnya yang modern.
Puskesmas yang sudah terakreditasi paripurna ini memanfaatkan teknologi komputer dalam banyak hal. Salah satunya pengaturan nomer antrean pasien yang menggunakan mesin 'layar sentuh' sehingga mereka tak perlu menunggu lama di ruang tunggu.
Advertisement
Selain itu, pencatatan rekam medis sudah tidak lagi menggunakan buku melainkan sudah menggunakan piranti lunak untuk menyimpan database semua riwayat pasien.
“Terkadang antrean di rumah sakit besar pun bisa panjang karena banyak pasien yang terus bertambah, apalagi di puskesmas yang kadang lebih banyak. Sehari kadang bisa 1.000 - 1.200. Jadi kita berharap dengan cara itu, waktu antrean tidak begitu lama,”ujar Kepala Legal dan Humas Puskesmas Kebon Jeruk, Marzunanta, saat Health-Liputan6.com mengunjungi tempat ini, Kamis (13/10/2016).
Menurut Marzunanta, sistem komputer ini sangat membantu karena sistem lama memakan waktu hingga membuat pasien menunggu. Catatan medis yang ditulis secara manual harus dicari dahulu dan butuh waktu lama.
“Yang bikin lama itu antrean panjang dan nunggu lama. Gara-gara nyari buku rekam medisnya itu. Kalo sekarang sudah enggak perlu lagi,” tuturnya.
Selain pencatatan rekam medis dan pengambilan nomor secara digital, Puskesmas Kebon Jeruk bahkan menyediakan aplikasi “Pendaftaran Pasien Puskesmas” di playstore yang memungkinkan para pasien mendaftar secara online.
Para pasien yang sebelumnya sudah pernah berobat ke Puskesmas Kebon Jeruk, bisa mendaftar lewat aplikasi milik puskesmas-puskesmas. Jika pasien sudah selesai mendaftar lewat aplikasi tersebut, segera muncul notifikasi yang memberitahu pasien nomor urutnya, poli apa yang dirujuk, urutan antrean saat ini, serta jam berapa harus datang.
“Jadi kayak gitulah yang kita buat supaya makin memudahkan pasien. Semenjak itu juga banyak berkurang waktu antrean. Lumayan, kisaran 30 sampai 40 persen dari sebelumnya. Walaupun kadang antreannya masih agak lama akibat banyaknya jumlah pasien,”ujar Marzunanta.