Sukses

Isu Kesehatan Berbingkai Film Dokumenter

Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, mengapresiasi positif atas film-film yang sudah mengangkat tema "Indonesia Sehat".

Liputan6.com, Jakarta Tangan berjari tak lengkap yang sibuk memotong bunga jantan pohon aren jadi scene pembuka pemutaran perdana Eagle Awards Documentary Competititon 2016. Film dokumenter bertajuk Kutukan Tak Bertuan ini merupakan satu dari lima karya anak muda mengenai "Indonesia Sehat", tema yang diangkat dalam kompetisi tahun ini.

Film pertama tersebut menggambarkan perjuangan kakek Jemali yang terkena kusta sehingga ia diasingkan. Meski begitu, ia tetap menafkahi istrinya dengan membuat gula aren. Film dokumenter berikutnya ada Mama Amamapare yang mengisahkan wanita hamil di Mimika Papua mau tak mau melakukan persalinan di dukun karena minimnya tenaga medis di wilayah ini.

Ada pula kisah seorang progammer cilik yang membuat aplikasi CepatSembuh. Serta kisah usaha seorang guru mengajarkan kesehatan reproduksi pada muridnya di sekolah luar biasa di Jombang. Terakhir, kisah perjuangan wanita hebat dengan HIV.

"Lima film dokumenter ini cukup kompleks dan menawarkan perspektif yang berbeda-beda. Dari film-film ini membuka mata tentang persoalan kesehatan yang ada mulai dari budaya, infrastruktur, hingga keyakinan-keyakinan terhadap dukun," kata salah satu pihak dari Eagle Awards Documentary Competition 2016, Tedika Puri Amanda sebelum pemutaran perdana kelima film ini di XXI Plaza Indonesia Jakarta ditulis Kamis (20/10/2016).

Dalam pemutaran perdana kelima film dokumenter ini hadir juga Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek. Beliau mengapresiasi positif atas film-film yang sudah mengangkat tema "Indonesia Sehat" dan menunjukkan aneka topik kesehatan yang ada di masyarakat.

"Kita bisa melihat dari film-film dokumenter ini bahwa ada persoalan yang begitu berat tentang kesehatan di Indonesia. Sehingga Kementerian Kesehatan tak bisa bekerja sendiri melainkan bekerja lintas sektor demi mewujudkan Indonesia Sehat," kata Nila pada kesempatan yang sama.

Masing-masing film dokumenter berdurasi sekitar 23-24 menit ini juga akan ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional pada akhir Oktober dan awal November.