Liputan6.com, Jakarta Gunung meletus, banjir bandang, banjir, gempa bumi, longsor merupakan bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Belum lagi bencana sosial yang terjadi di masyarakat seperti konflik sosial yang sempat beberapa kali terjadi. Kondisi-kondisi ini membuat masyarakat yang terkena dampak bisa mengalami goncangan jiwa.
Berdasarkan hal tersebut psikolog klinis dewasa Tri Swasono Hadi mengungkapkan pentingnya masyarakat Indonesia membekali diri dengan kemampuan memberikan dukungan yang tepat untuk mempercepat pemulihan mental lewat pertolongan pertama psikologis atau psychological first aid (PFA). PFA ini bisa juga bisa dianalogikan sebagai P3K-nya pada psikologis.Â
Baca Juga
"PFA ini penting untuk masyarakat Indonesia yang banyak bencana. Termasuk juga di Jakarta yang sering banjir atau pun ada penggusuran," kata Tri dalam peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia di car free day area Dukuh Atas Jalan Sudirman Jakarta ditulis Senin (24/10/2016).
Advertisement
Bila masyarakat sudah mengetahui PFA, mereka bisa membantu memberikan pertolongan psikologis awal pada sesama yang mengalami stres pascatrauma, tambah Tri lagi. Misalnya memberikan pertolongan psikologis pada para korban banjir atau terkena penggusuran.Â
Â
Tahapan Melakukan Pertolongan Pertama Psikologis
Dengan dibantu dari awal, masyarakat yang mengalami gangguan psikologis tidak bertambah parah. Nah, berikut tahapan melakukan pertolongan pertama psikologis seperti diungkapkan Tri:
1. Penuhi kebutuhan dasar
Bila ada sanak-saudara menjadi korban banjir, lalu bajunya basah saat kita temui, berikan ia kebutuhan dasar, misalnya pakaian kering, lalu tempat berteduh. "Percuma kasih bantuan namun ia masih kedinginan," kata Tri lagi.
2. Dengarkan
Bila memang orang yang kita kenal mengalami gangguan psikologis, katakan padanya bahwa Anda mau mendengarkan ceritanya. Jika dia merasa belum siap bercerita, jangan paksa dia. Katakan padanya, "Bila nanti sudah mau cerita, saya ada ya."
Jika orang tersebut sudah mau bercerita Tri menyarankan untuk mendengarkan ceritanya dengan baik tanpa memotong.Â
3. Menerima perasaan
Saat mendengarkan ceritanya, terima perasaannya tanpa memberikan penilaian. Jangan pula larang ia menangis atau bersedih. Usai kehilangan sesuatu misalnya wajar bila merasa sedih. Katakan padanya bila yang ia rasakan itu normal.
Bila mengatakan, "Jangan sedih ya, jangan nangis lagi," hal itu malah membuat mereka merasa tidak dipahami.
4. Menenangkan
Saat memberikan bantuan psikologis, kita juga sebaiknya tenang. Lalu berikan bantuan yang sifatnya konkret. Misalnya ia kebanjiran, baiknya hubungkan dengan posko terdekat.
5. Rujuk ke ahli
Bila kita merasa saudara atau teman ini membutuhkan bantuan yang lebih, rujuk ia ke ahli.
Advertisement