Liputan6.com, Jakarta Setiap orang tentu pernah dihantui rasa takut. Ini merupakan respons paling umum dirasakan oleh manusia ketika menghadapi hal-hal yang dianggap bersifat mengancam atau berpotensi membawa ancaman terhadap keselamatan serta kesehatan jiwa dan pikiran mereka.
Ada banyak hal yang mampu membuat seseorang merasa takut. Mulai dari hantu, penjahat, kehilangan atau kematian orang terdekat, seorang diktator, penguntit, kiamat, kekalahan dalam suatu kompetisi hingga potensi mengidap penyakit akut, segala hal yang berpotensi membawa ancaman terhadap kesehatan fisik dan psikis seseorang tentunya dianggap sebagai pemicu rasa takut.
Rasa ketakutan berlebihan akan hal-hal tertentu biasanya disebut sebagai phobia. Mereka yang memiliki phobia juga biasanya mengalami kesulitan mengatasi rasa takutnya hingga bantuan klinis kerap kali diperlukan untuk secara perlahan-lahan memulihkannya.
Rasa takut bukan hal yang ingin dirasakan atau dihadapi orang pada umumnya, terlebih ketakutan kepada hantu atau pertemuan dengan sosok yang sudah meninggal.
Namun lucunya, beberapa dekade terakhir ini, rasa ketakutan justru menjadi sesuatu yang dirayakan hampir semua orang di dunia, khususnya mereka yang berdomisili di negara-negara Barat.
Perayaan ini dikenal dengan sebutan Halloween dan secara universal jatuh pada tanggal 31 Oktober setiap tahunnya.
Seperti dijelaskan di laman Independent, Rabu (26/10/2016), perayaan Halloween pertama kali dicetuskan oleh bangsa Celtic. Merek percaya tanggal tersebut adalah momen di mana gerbang pembatas antara dunia orang mati dan orang hidup terbuka dengan sangat lebar. Akibatnya, mereka percayat, roh jahat bisa berkeliaran dan mengganggu orang-orang yang masih hidup.
Konon katanya, untuk menghindari ancaman yang dibawa oleh roh-roh jahat tersebut, orang-orang hidup harus memakai kostum menyeramkan menyerupai hantu atau roh jahat agar dikira sesama hantu jadi tidak diganggu.
Pengertian lainnya adalah, upaya mengenakan kostum dan merayakannya pada tanggal yang dipercaya sebagai momen pembuka gerbang orang mati dan hidup itu dianggap sebagai cara untuk berdamai dengan para roh jahat dengan berpenampilan mirip dengan mereka.
Melawan rasa takut
Terlepas dari benar atau tidaknya informasi tersebut, ada satu hal yang perlu diingat oleh semua orang yaitu, rasa ketakutan kita akan apa pun itu bisa dilawan atau dikelabui sebagaimana bangsa Celtic mengakali rasa ketakutan mereka akan roh jahat yang diyakini akan selalu menghantui mereka setiap tanggal 31 Oktober.
Bagaimana cara mengatasi rasa takut Anda, baik yang berskala kecil atau pun besar? Melansir National Health Services, ini cara-cara paling mendasar yang Anda patut coba untuk atasi rasa ketakutan Anda.
1. Alihkan pikiran selama 15 menit seperti berjalan atau melakukan sesuatu yang membuat Anda banyak berpikir, contohnya mengetik, membaca buku, membuat kerajinan tangan.
2. Ketika merasa takut, tarik napas secara perlahan-lahan, hitung dari angka 10 ke satu agar ketenangan tercipta.
3.Kenali rasa takut Anda, hadapi, saksikan dengan kedua mata Anda hal yang selama ini Anda anggap ancaman dan sebutkan dalam hati bahwa Anda tidak takut dan itu hanyalah sebatas pikiran saja.
4.Pikirkan suatu hal atau seseorang atau sebuah lokasi yang membuat Anda merasa bahagia.
5. Hindari pengonsumsian alkohol dan obat-obatan dan mulailah hidup sehat seperti tidur cukup dan makan teratur. Dengan badan lebih fit, mental pun turut menjadi lebih kuat dan senantiasa percaya diri menghadapi segala macam tantangan yang biasanya membuat Anda takut.
6. Catat hal-hal yang merupakan kekurangan dari sumber rasa ketakutan itu. Contohnya, laba-laba, pikirkan baik-baik bahwa laba-laba adalah makhluk berukuran kecil yang bisa dimusnahkan dalam sekejap dengan hanya menggunakan suatu barang yang berat.
7. Bagi mereka yang takut di ruangan yang ukurannya kecil atau terasa sempit, coba tutup mata, tarik napas, pikirkan hal yang membahagiakan atau menyanyi lagu terfavorit dalam hati.
8. Bagi mereka yang takut akan hal seperti suntikan, cobalah memejamkan mata, menyanyi sekeras mungkin atau mengobrol dengan orang lain untuk mengalihkan fokusnya.
Advertisement