Liputan6.com, Jakarta Terhitung sejak hari ini dan esok, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan menjalankan operasi transplantasi hati pada dua pasien anak dengan kelainan Progressive Familial Intrahepatic Cholestasis (PFIC) dan Budd Chiari Syndrome.
Kali ini RSCM menangani operasi transplantasi hati dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
"Pasien hari ini mengalami hati yang lebih besar dan perutnya berisi cairan yang banyak dan keadaan demikian menyebabkan kerusakan hati yang hebat," ungkap Dr.dr.Hanifa Oswari, Sp.A(K) saat ditemui di Gedung URJT, RSCM, Kamis (3/11/2016).
Advertisement
Sedangkan pasien kedua mengalami kelainan hati sejak bayi yang menyebabkan sekujur tubuh pasien menguning.
"Di sini ada teknis operasi di mana pembuluh darah yang terkena harus benar-benar kita perbaiki, sementara pembuluh darah besar itu salah satu yang utama pada tubuh dan itu salah satu tantangan yang masih banyak di dunia," kata ahli bedah anak RSCM, Dr. Tri Hening,Sp,B,Sp,BA.
Tri menjelaskan bahwa tingkat kesulitan pada pasien anak terletak dalam sisi anatomi yang secara struktur tubuh dan organ anak lebih kecil daripada pasien dewasa.
"Bukan hanya organ yang kecil, tapi pada (tubuh) anak-anak juga lebih rentan, pendarahan yang sedikit saja ia bisa menimbulkan suatu ketidakstabilan saat operasi. Tapi secara pendonornya, anak lebih mudah mendapatkan hati karena orangtua mereka cenderung rela memberikan hatinya," ujar Tri.
Berbeda dengan pasien transplantasi hati dewasa, kata Tri, pendonor pasien dewasa lebih sulit dicari ketimbang pasien anak karena mempertimbangkan golongan darah, fungsi hati dan kerentanan penyakit.
"Pada dewasa itu kita perlu menghitung lebih kompleks lagi dan biasanya pendonor orang dewasa itu lebih sulit," pungkasnya.