Liputan6.com, Jakarta Seorang pria berusia 50 tahun mendapati dirinya hepatitis setelah mengonsumsi minuman berenergi. Menurut dokter, pria ini memang terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi sehingga ia mengalami kerusakan hati yang parah.
Seperti dimuat Daily Mail, Jumat (4/11/2016), pria yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan dia bisa minum empat sampai lima kaleng minuman energi setiap hari. Dia kaget setelah didiagnosis hepatitis mengingat penyakit ini sering dikaitkan dengan konsumsi alkohol berat atau penggunaan narkoba yang sama sekali tak pernah disentuhnya.
Baca Juga
"Untuk tetap terjaga di kantor, saya mulai suka minuman berenergi," ujar pria yang pernah mengalami anoreksia ini, seperti dituturkan dokter.
Advertisement
Kondisi hatinya memang tidak rusak seketika, selama beberapa waktu pria ini mulai sering mengalami mual dan muntah. Awalnya dia pikir hanya flu, tapi kulitnya semakin menguning.
Para dokter di University of Florida College of Medicine, menulis dalam jurnal BMJ Case Reports, pria tersebut mengalami hepatitis akut.
Para dokter mengatakan, penyebab hepatitis bukan hanya akibat alkohol, merokok atau narkoba melainkan juga karena overdosis vitamin B3--yang dikenal sebagai niasin--yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam minuman energi.
"Setiap botol minuman energi terkandung 40 mg niasin, atau 200 persen dari nilai harian yang direkomendasikan dan dia mengkonsumsi empat sampai lima botol sehari selama lebih dari 21 hari berturut-turut," tulis dokter.
Dokter mengatakan, saat ini perkembangan pasar minuman energi memang terus berkembang, namun masyarakat harus bijak dalam mengonsumsi minuman ini karena risiko bahan di dalamnya.
Direktur umum Asosiasi Minuman Ringan Inggris, Gavin Partington, menanggapi temuan dokter tersebut. Menurutnya, Niasin atau juga dikenal sebagai vitamin B3 dalam label kemasan secara alami dapat ditemukan dalam banyak makanan termasuk daging, ikan, telur dan susu.
"Semua bahan minuman energi yang aman dan dinikmati oleh jutaan orang di seluruh dunia tapi seperti semua makanan dan minuman lainnya, ini harus dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan sebagai bagian dari diet sehat yang seimbang," pungkasnya.