Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang berpendapat bahwa mengonsumsi makanan ekstrem seperti daging ular dan daging monyet, memiliki khasiat, di antaranya meningkatkan gairah seksual, atau dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Benarkah?
“Mitos itu enggak benar. Prinsipnya, di tubuh daging hewani itu mengandung protein. Jadi daging monyet atau ular itu ya semua sama. Proteinnya seperti daging-daging lainnya, tidak ada (khasiat) yang seperti itu,” ujar dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Siloam, Samuel Oetoro, saat dihubungi oleh Health-Liputan6.com, Selasa (8/11/2016).
Menurut Samuel, di dalam daging hewan ada zat tertentu yang dapat meningkatkan metabolisme atau disebut thermogenic, seperti dalam daging kambing. Namun hal ini tidak ada kaitannya dengan meningkatkan gairah seksual.
Advertisement
“Kalau memang badan dia sudah panas lalu melihat pasangannya menarik, ya (tetap) bergairah,” ujarnya. Karena itu, manfaat mengonsumsi daging ular maupun daging monyet memang karena kandungan proteinnya, bukan untuk meningkatkan gairah seksual. Protein menurutnya penting untuk daya tahan, kebugaran, pembentukan otot, pertumbuhan, regenerasi sel, dan masih banyak lagi.
Hal senada disampaikan dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Pondok Indah, Tirta Prawita Sari. Menurutnya, daging ular atau daging apa pun adalah sumber protein. Namun belum ada literatur yang menunjukkan adanya kandungan secara khusus yang bisa menyembuhkan penyakit.
"Saya tidak pernah membaca tulisan kandungannya secara khusus. Tapi kandungan protein, sama seperti sapi, kambing, kerbau, ayam,” tuturnya.
Ikhwal darah ular yang bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit, hal ini hanya mitos. Bahkan Tirta menyarankan agar masyarakat tidak meminum darah ular.
“Darah itu kan kotor. Jadi enggak boleh diminum karena banyak bateri, kuman dan segala macam penyakit semua dihantarkan lewat darah. Saran saya sih, enggak dikonsumsi karena darah adalah medium untuk lalu lintas kuman segala macam,” ujarnya.