Liputan6.com, Jakarta Kekurangan gizi dan gizi buruk bisa menganggu proses tumbuh kembang anak. Bahkan anak yang mengalami gizi buruk di masa bayi berpotensi mengalami penurunan IQ di masa depan karena kemampuan kognitif tidak bekerja optimal.
Kasus menurunnya IQ pada anak yang mengalami gizi buruk menimpa seorang anak yang menjadi pasien Damayanti Rusli Sjarif, dokter spesialis anak konsultan dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Baca Juga
"Anak ini datang pada usia 16 bulan. Yang harusnya sudah bisa jalan, tapi dia masih tiduran. Kami mengganti susu yang untuk alergi, yang ekstensif hidrolisat. Kemudian dalam waktu sembilan bulan anak itu membaik, mukanya sudah cerah, perutnya sudah berisi, sudah bisa berjalan," kata Damayanti dalam Seminar & Talkshow Interaktif Makanan Pendamping ASI oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia di Hotel Bidakara, Rabu (9/11/2016).
Advertisement
Pasien anak yang tidak disebutkan namanya mengalami kekurangan gizi akibat sang ibu hanya memberikan ASI selama empat bulan, lalu menggantinya dengan susu formula. Sang ibu yang tidak mengetahui bahwa buah hatinya alergi terhadap susu sapi justru menggantinya dengan susu soya. Yang membuat keadaan anak semakin memburuk. Damayanti menegaskan bahwa susu soya bukan susu untuk anak yang alergi.
"Dari fisik berat badan anak sudah naik, status gizinya sudah naik. Kita lihat ke otaknya, saat gizi buruk maka jaringan otaknya sedikit seperti tulang ikan yang membuat anak tidak bisa ngapa-ngapain, hanya bisa tiduran saja," kata Damayanti.
Dalam waktu enam minggu saat anak mendapatkan makanan yang sudah tepat, jaringan otaknya kembali membaik. Namun, menurut Damayanti anak tersebut masih mengalami perubahan khususnya pada kognitif di masa depan.
"Sebuah penelitian akhirnya dilakukan pada anak yang pernah mengalami gizi buruk. Ternyata IQ-nya turun sangat banyak dan penelitian ini dilakukan sampai anak umur 14 tahun. Bahkan sebuah penelitian yang lebih panjang lagi, sampai dengan 40 tahun menunjukkan anak-anak yang pernah mengalami gizi kurang dan gizi buruk itu 65 persen IQ mereka tidak lebih dari 90," kata Damayanti mengungkapkan.
Kemudian Damayanti menjelaskan, anak yang memiliki IQ tidak lebih dari 90 poin, rata-rata hanya bisa menjalankan pendidikan sampai kelas 3 SMP.
"Hal ini menunjukkan bahwa dampak dari malnutrisi di 1000 hari pertama tidak bisa diperbaiki," kata Damayanti.