Sukses

Pneumonia, Penyakit Ini Diam-diam Membunuh Balita

Pneumonia masih menjadi penyebab kematian balita terbanyak kedua setelah diare.

Liputan6.com, Jakarta Pneumonia. Nama penyakit yang satu ini masih asing di telinga penduduk Indonesia. Namun siapa sangka pneumonia masih menjadi penyebab kematian balita terbanyak kedua setelah diare berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2007 dan 2013.

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Subuh, pneumonia merupakan penyakit pada paru terutama pada alveoli (organ kecil-kecil di bagian paru yang berinteraksi dengan oksigen). Ada tiga penyebab pneumonia yakni bakteri, jamur, dan virus.

"Namun di Indonesia, 95 persen penyebab pneumonia itu karena bakteri. Berbeda dengan negara-negara maju yang lebih banyak karena virus," kata Subuh saat ditemui di kantornya di Percetakan Negara Jakarta ditulis Minggu (13/11/2016).

Seperti penyakit infeksi lainnya, gejala pneumonia yakni batuk dan pilek. Sehingga kerap kali banyak orangtua tidak menyadari anaknya mengalami pneumonia. Tahu-tahu kondisinya sudah parah hingga berujung kematian.

Menurut Subuh, sebenarnya orangtua maupun anggota keluarga lain bisa menyadari gejala awal dari pneumonia yakni dengan mengobservasi napas anak dalam satu menit. Oleh karena itu pada Hari Pneumonia Sedunia 2016, Kementerian Kesehatan mencanangkan Gerakan Hitung Napas Balita Batuk.

"Jangan anggap remeh pada saat balita batuk dan demam. Segera observasi, begitu napasnya cepat lebih dari 60 kali dalam satu menit segera dibawa ke puskesmas atau layanan kesehatan," pesan Subuh.

Bila anggota keluarga sudah mengetahui hal ini, mudah-mudahan mampu mencegah kefatalan akibat pneumonia. "Bila sedini mungkin sudah diketahui, biasanya sembuh," tandas Subuh.