Liputan6.com, Jakarta Resveratrol, salah satu senyawa polifenol yang terdapat pada buah blueberry ternyata memiliki banyak manfaat kesehatan. Selain mampu mengurangi kerusakan oksidatif, buah blueberry juga mampu melawan peradangan sel, memerangi radikal bebas akibat stres dan penuaan dini, yang diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah dan lingkungan hidup.
“Resveratrol merupakan terobosan medis yang terbesar setelah antibiotik, ditemukan oleh Harvard University. Resveratrol adalah salah satu senyawa polifenol yang terdapat pada tumbuhan dan dimanfaatkan dalam bidang medis. Senyawa tersebut digolongkan sebagai senyawa fitoaleksin, yaitu senyawa yang dihasilkan tanaman sebagai respon terhadap masuknya patogen atau penyakit,” kata Presiden Direktur dan CEO LiveWell Global, Bambang Muliana melalui keterangan pers, Senin (14/11/2016).
Keunggulan blueberry ini lantas digunakan berbagai industri kesehatan, khususnya dalam memproduksi produk skin care. Beberapa perusahaan bahkan berlomba untuk menciptakan produk dengan kandungan resveratrol blueberry demi memenuhi permintaan konsumen terhadap produk anti aging.
Advertisement
Melalui produk Element+, pihaknya ingin memperkenalkan manfaat resveratrol untuk masyarakat Indonesia. "Selain mengandung resveratrol blueberry Element+ juga berisi kolagen nabati, acai, delima, jus ceri hitam manis dan teh hijau dengan bentuk gel bio-available yang tinggi. Produk ini juga aman karena sudah memiliki izin BPOM," ujarnya.
Menurut Dr. Dessy Hendro Guyanto, Co-Founder di Geriatric Clinic, klinik yang menangani kesehatan lansia di bidang pencegahan dan home care, blueberry mengandung antioksidan yang tinggi seperti, beta caroten dan vitamin C dan vitamin E, serat, lemak monosaturated, zat besi, kalsium, vit A dan anthocyanin.
“Kandungan itu baik untuk mencegah kanker, meningkatkan respon imun, dan mengakselerasi proses detoksifikasi enzym liver,” katanya.
Tak hanya itu, vitamin E yang terdapat dalam blueberry pun bisa memproteksi antibody humoral, perlawanan terhadap infeksi bakteri, meingkatkan produksi faktor nekrosia T-limfosis tumor, serta menghambat mutagen penuaan.
Dessy menambahkan, radikal bebas yang terdapat di kota-kota besar membuat kondisi tubuh menurun. Radikal bebas terjadi dari normal proses metabolisme dalam tubuh atau dari luar seperti, asap rokok, sinar rontgen atau radiasi, ozon, polusi udara, dan kimia industri, obat-obatan dan pestisida.
“Gaya hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi menjadi kunci kesehatan untuk menghindari radikal bebas tersebut,” pungkasnya.